KASUS BOM BUNUH DIRI DI MAKASSAR

Tinggalkan Surat kepada Ibu sebelum Beraksi

Nasional | Selasa, 30 Maret 2021 - 09:59 WIB

Tinggalkan Surat kepada Ibu sebelum Beraksi
Listyo Sigit Prabowo

MAKASSAR (RIAUPOS.CO) -- Pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral merupakan suami istri, Lukman (L) dan Yogi Shafitri Fortuna (YSF) alias Dewi. Mereka dinikahkan oleh Rizaldi yang ditembak mati di Villa Mutiara 6 Januari, lalu.

Keduanya menikah 6 bulan lalu di rumah Rizaldi. Lalu mereka tinggal di Jalan Tinumbu, Kecamatan Bontoala, Makassar. Selama tinggal di sana, keduanya diketahui jualan makanan online. Sang istri yang masak, lalu L jadi kurir.


Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan identitas pelaku diketahui setelah dilakukan identifikasi sidik jari dan pengambilan DNA keluarga pelaku. Sebelum pelaku melakukan aksi, L telah meninggalkan pesan melalui surat kepada ibunya. Isinya berpamitan dan siap mati syahid.

Dari kejadian ini, Densus 88 Mabes Polri juga telah menangkap empat orang tersangka. Masing-masing berinisial AS, SAS, MR, dan AA ini ditangkap di wilayah Makassar. Mereka diduga bersama-sama dengan pelaku dan satu kelompok kajian Villa Mutiara.

Keempat tersangka juga berperan memberikan doktrin dan mempersiapkan rencana untuk jihad, dan berperan membeli bahan yang digunakan untuk digunakan sebagai alat bom bunuh diri.

Di saat bersamaan, tim satgas Densus 88 juga mengamankan 4 orang teroris bernisial SA, AH, AJ dan  DS di Bekasi dan Jember. Di mana dari hasil penangkapan kemudian dilakukan penggeledahan di wilayah Bekasi dan Jember ditemukan bukti lima bom aktif yang siap digunakan dan beberapa bahan peledak.

"Empat teroris ini masing-masing punya peran, ada membeli bahan, mengajar, dan orang siap meledakkan," kata Sigit saat konferensi pers di Mapolda Sulsel, Senin (29/3).

Kemarin, Densus 88 juga kembali menangkap satu terosris Bima. Sehingga totalnya sudah lima, setelah sehari sebelumnya telah dilakukan penangkapan sebanyak empat orang. Hingga saat ini, Densus 88 telah menangkap 13 orang terduga teroris dan masih terus melakukan pengembangan. Tidak menutup kemungkinan masih ada pelaku lain. Baik di Makassar maupun di luar.

Periksa DNA Keluarga
Biddokes Polda Sulsel juga mengambil sampel DNA keluarga pelaku bom. Hal itu untuk memastikan identitas pelaku. Biddokkes melakukan tes antemortem yang dan juga periksa DNA terhadap korban. Keluarga yang diperiksa adalah ibu L dan adiknya.

Kemudian kedua orang tua YSF. "Kami periksa untuk memastikan identitas pelaku," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulpan, di kantor Biddokkes, Jalan Kumala.

Menurut penuturan Ibu YSF, ia membenarkan bahwa anaknya itu baru menikah 6 bulan lalu. Namun ia jarang bertemu sehingga tidak banyak tahu terkait aktivitas anaknya itu.

"Yang saya tahu dia itu jual makanan online dan suaminya yang mengantar," kata ibu berinisial EM itu.

Dia mengaku sangat kaget. Ia baru ketika polisi datang ke rumahnya di Maros, Minggu malam. "Saya tidak banyak tahu karena jarang datang ke rumah," hematnya.

Sementara beberapa keluarga lain yang berada di Biddokkes tak mau memberikan komentar apapun. Mereka memilih diam. Mereka juga di jaga ketat oleh kepolisian.

Dikuburkan Satu Liang
Dua jenazah pelaku telah dimakamkan. Keduanya dikebumikan dialam satu lian lahat di Pemakaman keluarga, Kelurahan Pallantikang, Kecamatan Maros Baru, Maros, Sulsel, Senin malam.

Janazah dibawa dari RS Bhayangkara menuju pemakaman. Mereka dimakamkan dengan mamakai dua peti di lubang makam yang berdampingan dengan kuburan ayah L yang sudah wafat lebih dulu.

"Jenazah dibawa dengan pengawalan ketat dan selesai dengan aman," kata salah satu personil Polda Sulsel, Iptu Iqbal yang mengaku berada di lokasi.

Polda Riau Tingkatkan Kewaspadaan
Polda Riau melakukan peningkatan kewaspadaan, pascaterjadinya aksi teror bom di Makassar. Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi telah memerintahkan langsung seluruh jajaran untuk meningkatkan pengamanan di tempat peribadatan yang ada di Bumi Lancang Kuning.

Hal itu sebagaimana disampaikan Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto kepada Riau Pos, Senin (29/3). Dikatakan Sunarto, pascaperintah peningkatan kewaspadaan disampaikan Kapolda, seluruh jajaran mulai dari Polda Riau hingga Polres langsung melaksanakan perintah tersebut.

"Sudah (dilaksankan jajaran, red). Kapolda telah memerintahkan seluruh jajaran untuk meningkatkan pengamanan tempat ibadah dan kegiatan peribadatan," tutur Sunarto.

Ditambahkan dia, polisi sendiri terus melakukan segala upaya untuk melawan tindak kejahatan terorisme. Dia memastikan Polda Riau tidak akan memberikan sedikitpun ruang bagi para perusak dan pelaku teror. Baik dengan kerja-kerja kepolisian, termasuk juga mengajak masyarakat melawan kejahatan teror.

"Mari sama-sama kita perangi kejahatan ini. Karena memang aksi terorisme sangat tidak berprikemanusiaan dan di luar nalar. Yang paling penting sama-sama kita cegah penyebaran paham radikalisme," ajaknya.

Dalam pada itu Polresta Pekanbaru saat ini sedang menyusun rencana pengamanan (renpam) untuk mengawasi jalannya kegiatan ibadah di Kota Pekanbaru.  Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya mengatakan, Korps Bhayangkara akan rutin melakukan patroli ke beberapa tempat ibadah, dengan tujuan agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman ketika warga beribadah.

"Setiap kegiatan ibadah, secara rutin kami melakukan pengamanan. Kami kerahkan personel dari Polresta dan juga personel dari jajaran polsek," ujar Nandang kepada wartawan, Senin (29/3).

Ditambahkannya, untuk pengamanan ketat ini akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Pasalnya, Polresta Pekanbaru saat ini sedang menyusun renpamnya.

Namun untuk saat ini untuk pengamanan masih bersifat patroli dan pengecekan.

"Dan kami sudah buat rencana pengamanannya. Masih menunggu hasil koordinasi dengan pihak tempat ibadah. Sebelumnya kami akan koordinasikan dangan pihak gereja untuk pelaksanaan rencana pengamanannya," ujarnya.(mum/jpg/nda/dof)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook