CIVIL SOCIETY

PBNU ke Kapolri: Timur Tengah Hancur karena Civil Society Tak Kuat

Nasional | Jumat, 29 Januari 2021 - 05:03 WIB

PBNU ke Kapolri: Timur Tengah Hancur karena Civil Society Tak Kuat
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo. (PB NU)

JAKARTA (RIAUPOAS.CO) – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengingatkan kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pentingnya keterlibatan masyarakat sipil (civil society) dalam menjaga negara agar tidak hancur seperti Timur Tengah.  

Hal itu diungkapkan Kiai Said saat menerima silaturahmi Kapolri Listyo Sigit Prabowo di Gedung PBNU Pusat Kramat Raya, Jakarta, Kamis (28/1/2021).


Kiai Said mengingatkan kepada Listyo sebagai Kapolri untuk mengajak masyarakat sipil dalam menjaga negara.  Menurut Kiai Said, pemerintahan tanpa masyarakat sipil yang kuat tidak akan kuat. Hal itu terjadi seperti negara-negara di Timur Tengah. 

“Tanpa itu (masyarakat sipil, red) akan hancur. Timur Tengah hancur karena tidak ada civil society,” ucapnya. 

Kiai Said menuturkan, meski kerja sama telah berjalan lama, kerja sama antara PBNU dan Polri serta organisasi masyarakat lain perlu diperkuat. Said menyebut seluruh negara membutuhkan keterlibatan masyarakat sipil dalam pemerintahan.  

Menurut Kiai Said, silaturahmi tersebut juga bertujuan memperkuat solidaritas. Meskipun selama ini kerja sama PBNU dan Polri dari tingkat bawah hingga atas sangat baik. 

“Tapi mari kita perkuat lagi. Silaturahmi akan membuahkan hasil positif kalau ada dukungan kerja dan upaya-upaya positif,” kata Kiai 

Menurutnya, saat ini masyarakat Indonesia juga membutuhkan pembangunan spiritual masing-masing. Hal itu tidak mengacu pada salah satu agama atau kepercayaan tertentu saja. 

“Indonesia bisa merdeka karena spiritual oleh founding father kita baik yang Muslim dan nonmuslim mengerahkan kekuatan,” ujar Kiai Said Aqil. 

Listyo disambut oleh Said dengan bercengkrama dengan sejumlah tokoh di BPNU. Langkah Listyo Sigit silaturahmi seperti ini diperlukan untuk menyamakan persepsi dan cara pandang, menyamakan pemahaman kebangsaan, agama, budaya. Hal ini tentu akan memperkuat keutuhan negara Indonesia.  

"Pasti bisa jadi kekuatan NKRI,” ucap Kiai Said Aqil.

Sumber: News/Antara/JPG
Editor: Hary B Koriun
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook