SUMPAH PEMUDA SPIRIT BERSAMA LAWAN PANDEMI

Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh

Nasional | Kamis, 28 Oktober 2021 - 10:27 WIB

Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh
Petugas membersihkan pajangan diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Rabu (27/10/2021). Museum dengan koleksi foto dan benda-benda bersejarah dalam pergerakan nasional tersebut berbenah menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober. (MIFTAHULHAYAT/JPG/ RIAUPOS.CO)

PADANG (RIAUPOS.CO) —Mengusung tema "Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh", makna peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 jelas menyiratkan makna sangat mendalam. Lebih-lebih negeri ini masih didera belenggu pandemi Covid-19. Peringatan salah satu tonggak utama sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia ini, mestilah mampu menjadi spirit untuk bangkit bersama melawan pandemi.

"Seluruh pemuda mestilah berperan aktif dan bergotong royong, sama-sama bekerja memulihkan negara ini akibat Covid-19. Tentu saja, sesuai kekuatan dan pemikiran yang positif seluruh pemuda. Saya yakin negara ini cepat pulih jika seluruh stakeholder, termasuk pemuda melawan Covid-19," tegas Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan ketika menjawab Padang Ekspres (RPG) bagaimana memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda, kemarin (27/10).


Menurut bupati termuda se-Indonesia periode tahun 2016 2021 itu, sebenarnya banyak potensi ekonomi bisa dilakukan guna memulihkan ekonomi. Salah satunya memanfaatkan era di gital. Di mana, pemuda harus bisa melihat peluang-peluang tersebut. "Hari ini, kita tidak saja dihadapkan pada masalah pendemi saja, tapi juga masalah lainnya seperti peredaran narkoba. Banyak anak muda terjerat peredaran barang haram tersebut. Hal ini sangat kita sayangkan sekali. Kita perlu bergandengan tangan memberantas peredaran narkoba iti," harapnya. 

Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Masa Bakti 2021-2026 juga mengajak pemuda benar-benar bisa memanfaatkan globalisasi ini guna ikut serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi. "Saat ini banyak anak muda kreatif dan memanfaatkan peluang tersebut, sehingga mereka bisa menghasilkan uang puluhan miliar rupiah dalam usian relatif muda berkisar antara 27 tahun hingga 30 tahun. Mestinya, kalangan muda di daerah juga harus mempunyai pemikiran seperti itu," urainya. 

Sebagai pemimpin muda, dirinya terus mendorong pemuda guna memikirkan masa depannya jauh lebih baik lagi dan siap menerima segala tantangan. "Intinya, anak muda Indonesia harus bisa bekerja dan punya cita-cita dan cita-cita tersebut harus mampu diwujudkan dan dicapai. Kuncinya adalah harus disiplin dalam bekerja," tegas Sutan Riska.

Wagub Sumbar Audy Joinaldy menekankan bahwa tema "Bersatu, Bangkit dan Tumbuh", mestilah bisa menjadi spirit bagi pemuda/pemudi Sumbar selalu bersatu dan bergotong royong menghadapi pandemi yang masih melanda ini. "Di era disrupsi saat ini, pemuda/pemudi Sumbar harus berperan aktif sebagai kekuatan, kontrol sosial dan agen perubahan di semua bidang. Pemuda/pemudi Sumbar harus memiliki etika dan moral yang baik, terutama iman dan takwa, mampu berinovasi, serta mengabdi kepada bangsa dan negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," ingat dia.

Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Sumbar, Dr Riki Saputra MA menginginkan setiap generasi muda haruslah memiliki nilai intelektual, spiritual dan empirikal. Tiga nilai ini tidak bisa berdiri tunggal ataupun terpisah. Harus terpadu berada dalam diri seorang pemuda. "Dalam konteks memperingati Hari Sumpah Pemuda, dibutuhkanlah tiga nilai tersebut agar terciptanya pemuda yang inovatif, kolaboratif dan siap menghadapi dunia dengan perubahan yang semakin cepat," ujarnya.

Ia melihat masih banyak pemuda yang belum memiliki tiga nilai ini dalam dirinya, sehingga mudah terprovokasi, terhasut dan termakan isu hoax. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pemuda tidak percaya dengan manfaat vaksin. "Ada dilema di tengah pemuda kita saat ini. Mereka yang tidak memiliki nilai intelektual, spiritual dan empirikal yang bagus justru terkadang lebih lantang dalam bersuara. Ini menjadi tantangan bagi pemuda kita saat ini, termasuk saya sendiri bagaimana harus lebih berperan aktif ke depan," ujar dia.

Ia menyebutkan, masing-masing pemuda yang mempunyai pemikiran moderat harus lebih sering berdakwah dalam pergaulan keseharian. Karena, hal ini bisa membawa dampak baik bagi masyarakat yang mau berpikir. Jangan sampai tidak mau atau malah menghindar dari kesempatan berdakwah.

Riki melihat, peluang pemuda tersebut berada pada pemanfaatan teknologi dan media sosial. Baginya, pemuda saat ini sangat banyak melek terhadap teknologi. Lebih dari itu, pemuda saat ini juga mempunyai akses yang cukup besar terhadap media sosial. Oleh karena itu, pemuda dapat memanfaatkannya untuk membangun negeri di tengah pandemi.

"Kita bisa memanfaatkan media sosial dengan membuat kampanye menggunakan twibbon atau sejenisnya untuk mengajak masyarakat keluar dari pandemi. Di sana, kita bisa memberi pemahaman kepada masyarakat untuk disiplin, mengikuti anjuran pemerintah dan menganjurkan vaksin," jelasnya.

Ia meminta pemuda memaksimalkan peran media sosial guna menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi melalui nilai intelektual, spritual dan empirikal yang mereka miliki. "Dengan nilai-nilai tersebut, pemuda harus mengajak masyarakat untuk vaksin. Sederhana memang, karena hanya sebatas ajakan. Tapi, secara psikologis efeknya sangat luar biasa. Nantinya, generasi sesamanya akan mempercayai bahwa vaksin tersebut baik dan bermanfaat untuk pengentasan pandemi. Saya sendiri sudah membuktikan sendiri. Secara luring sering sampaikan, dan memang memberikan efek yang baik," katanya.

Bangun Ketahanan Nasional
Mantan aktivis 98 yang kini menjadi dosen FIB Unand, Hary Efendi Iskandar SS MA melihat besarnya peran pemuda dalam menentukan arah pembangunan bangsa saat ini. Baginya, karakter kepemudaan yang patriotik, progresif, revolusioner, serta mempunyai spirit sebagai pendobrak telah menghiasi sejarah perjalanan bangsa.(ita/cr3/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook