Lebih lanjut dia menjelaskan, petugas mengimbau kepada massa kaos #DiaSibukKerja untuk tidak melintas ke Bundaran HI. Sebab, masih kata Roma, ada massa dengan kaos #GantiPresiden2019. Setelah mendapat arahan tersebut, menurut Roma, massa #DiaSibukKerja tidak ada masalah. Mereka menuruti arahan dari polisi. “Mereka (massa #DiaSibukKerja, red) memulai kegiatan jalan sehat dengan dikawal polisi bersepeda,” tambahnya.
Namun diduga ada beberapa dari massa #DiaSibukKerja tertinggal. Nah, saat itulah diduga massa #DiaSibukKerja yang tertinggal mengalami intimidasi. Roma mengklaim, jika pihaknya telah menurunkan dua kompi, sekitar 200 personel, untuk mengamankan aksi #DiaSibukKerja dan #GantiPresiden2019.
Polisi berpangkat tiga melati itu menyatakan, pihaknya masih mendalami apakah ada tindak pidana di aksi tersebut. Jika ada, tentu akan ditindak.
“Namun, sejauh ini memang belum ada yang membuat laporan di kepolisian. Kami sudah melakukan pendalaman secara maksimal,” katanya.
Terpisah, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono mengharapkan, ke depan, kegiatan CFD bisa digunakan untuk ajang silaturahim dan berolahraga. “Kedepankan kegiatan positif,” ujar Argo.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, gerakan tagar 2019 ganti presiden yang dilakukan di CFD merupakan aksi spontan dan tidak ada yang menggerakkan. “Semuanya natural, tidak ada yang mengkoordinir,” terang dia.
Menurut dia, setiap masyarakat mempunyai hak untuk menyuarakan pendapat mereka, termasuk mereka yang ingin adanya pergantian presiden pada pemilu tahun depan. Mereka ingin ada pergantian kepimpinan, sehingga Indonesia akan semakin lebih baik.
Mardani menyatakan, semua pihak harus menghargai pilihan masing-masing. Para pendukung Jokowi harus menghormati masyarakat yang ingin adanya pergantian presiden. Sebaliknya, mereka yang mengusung tagar 2019 ganti presiden juga harus menghargai pendukung Jokowi.(sam/lum/jpg)