JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Paham radikal sejauh ini sudah menjangkiti tak kurang dari 39 persen dari jumlah total mahasiswa di Indonesia. Data itu mengacu pada hasil penelitian Badan Intelijen Negara (BIN) pada 2017 lalu.
Adapun Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan memaparkan data itu saat memberikan kuliah umum di Universitas Wahid Hasyim, Semarang, Sabtu (28/4/2018).
Acara itu sendiri digelar dalam rangka Munas VI Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) se-Nusantara. Di depan pengurus BEM PTNU dari 272 universitas, Budi menyatakan kampus kini kian menjadi sarang tumbuh dan berkembangnya paham radikal.
"Hasil penelitian menunjukkan mereka tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Ini menjadi perhatian kami," ucapnya.
Adapun paham radikal yang telah berkembang itu mau tidak mau pada akhirnya memunculkan bibit-bibit teroris baru.
"Bahrun Naim, misalnya. Dia mulai melibatkan diri dengan kegiatan radikal saat kuliah di Surakarta," jelasnya.
Lingkungan kampus, sambugnya, memang masuk dalam salah satu target utama kelompok radikal yang ingin melebarkan sayap ideolgi mereka.
"Para penyebar ajaran radikal secara psikologis memanfaatkan mahasiswa yang tengah mencari jati diri," sebutnya.