JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Awal Juli jamaah calon haji (JCH) sudah mulai diterbangkan ke Arab Saudi. Saat itu cuaca di sana berkisar 41 hingga 44 derajat celcius. Pada kondisi yang cukup panas ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Moeloek mengingatkan JCH potensi sengatan panas atau heat stroke.
Imbauan Nila tersebut disampaikan saat memberikan pembekalan petugas haji Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (26/4). Menurut dia gangguan sengatan panas tersebut bisa berakibat fatal hingga kematian.
Heat stroke adalah kondisi paling berat pada tubuh akibat sengatan cuaca panas. Pada kondisi ini tubuh tidak dapat mengontrol kondisi badan. Suhu badan naik secara drastis hingga 41 derajat celcius dalam tempo 10 sampai 15 menit. Orang yang terkeba heat stroke sudah tidak dapat mengeluarkan keringat lagi. Kondisi heat stroke bisa memperburuk kondisi jamaah yang sudah membawa penyakit saat berangkat ke Saudi. Gejala heat stroke adalah tubuh dengan dengan suhu mencapai 39,5 derajat celcius.
Nila menjelaskan, JCH perlu mendapatkan penyuluhan terkait serangan heat stroke tersebut. Diantaranya adalah minum air dengan cukup. Dia mengatakan orangtua atau orang dengan gangguan ginjal sangat riskan jika terlalu banyak minum air. “Jamaah harus benar-benar tahu berapa air yang diperlukan untuk diminum,” katanya.
Selain dengan menjaga porsi air minum yang cukup, cara lain mencegah heat stroke adalah dengan rutin menyemprotkan air ke muka atau wajah atau bagaian tubuh lainnya. Air yang disemprotkan juga diupayakan air dingin. Nanti setiap JCH akan mendapatkan perangkat penyemprot air dari Kemenkes.
Kepada petugas haji, khususnya dari unsur tenaga kesehatan, dihimbau untuk ikut memantau kondisi jamaah. Jika melihat ada gejala jamaah kondisinya ngedrop harus cepat ditangani. Sehingga kondisinya tidak kian memburuk.(wan/jpg)
Editor: Eko Faizin