JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Desain final ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur akan mengolaborasikan karya tiga besar pemenang sayembara gagasan desain IKN. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berharap desain sudah jadi dalam waktu delapan bulan ke depan.
”Dengan begitu, kuartal keempat tahun 2020 groundbreaking pembangunan IKN bisa mulai kita lakukan,” kata Basuki di kediaman Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kemarin (25/12).
Basuki menjelaskan, dengan dipilihnya lima besar pemenang gagasan desain IKN, pemerintah telah memiliki gambaran yang cukup untuk bentuk IKN nanti. Namun, hanya tiga di antara lima pemenang yang akan diajak untuk bersama-sama merumuskan desain detail final IKN.
Pada 27 Desember mendatang Basuki mengajak tiga tim untuk kembali mengunjungi kawasan calon IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Tujuannya ialah melakukan fine tuning alias penyempurnaan desain. ”Nanti kan ketemu penyelidikan tanahnya, pengukuran, bentuk topografi, dan sebagainya,” jelas dia.
Kekuatan dari tiap-tiap desain akan coba diakomodasi Kementerian PUPR untuk mendapatkan desain yang sempurna. Kunjungan kembali ke lapangan nanti sekaligus menentukan di mana titik nol alias kawasan inti IKN. Sebab, tiap-tiap pemenang memiliki lokasi inti favorit sendiri. ”Kawasan inti yang ada baru di peta. Saya bawa ke lapangan biar fixed di mana titik nolnya,” terang dia.
Sejauh ini, imbuh Basuki, pihaknya belum bisa menyebut berapa anggaran yang akan dihabiskan untuk sarana fisik IKN. Sebab, belum ada detail desain yang pasti. ”Setelah tanggal 27 nanti para peserta akan bertemu presiden lagi. Beliau ingin memberikan masukan-masukan,” jelasnya.
Selain peta dan rancangan wilayah, sebut Basuki, Kementerian PUPR berencana menggelar sayembara desain arsitektur untuk bangunan-bangunan ikonik lambang identitas negara. Bangunan itu antara lain Istana Presiden, gedung DPR/MPR, dan gedung Mahkamah Agung (MA).
Pada 2020 Kementerian PUPR akan berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik seperti jaringan jalan, bendungan, dan drainase. Sementara itu, pembangunan klaster untuk pendidikan dan kesehatan akan menyusul. ”(Tahun) 2020 infrastruktur dasar harus jadi dulu,” tutur Basuki.
Hal lain yang sedang dipikirkan adalah akses ke IKN. Tol terdekat, yakni Balikpapan–Samarinda (Balsam), dibangun dengan desain yang tidak mempertimbangkan kehadiran ibu kota. Karena itu, pemerintah perlu melakukan ekstensi untuk menyambungkannya dengan kawasan IKN.
Namun, kata Basuki, saat ini yang menjadi fokus ialah menemukan entry point menuju kawasan inti. Sebab, entry point akan menjadi akses mobilisasi untuk mengangkut berbagai macam alat berat dan material menuju lokasi konstruksi IKN.
Awalnya memang direncanakan mengangkut alat dan material melalui Teluk Balikpapan. Namun, hal tersebut dibatalkan karena khawatir mengganggu habitat bekantan yang banyak bersarang di kawasan hutan dan bakau di kawasan itu. Opsi yang ada sementara ialah melalui jalur darat di daerah selatan teluk dengan membangun akses baru.
”Kami utamakan bangun ini dulu. Biar tidak mengganggu habitat bekantan. Dulu kan maunya lewat teluk, tapi kita harus selamatkan bekantan,” tuturnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman