Warga Masih Trauma Tsunami

Nasional | Rabu, 26 Desember 2018 - 14:52 WIB

Warga Masih Trauma Tsunami
DITEMUKAN: Seorang warga meng-hubungi kerabatnya usai mengetahui jenazah anggota keluarganya berhasil ditemukan di reruntuhan bangunan villa oleh anggota gabungan di Jalan Carita-Anyer, Kabupaten Pandeglang, Senin (24/12/2018). (QODRAT/JPG)

PANDEGLANG (RIAUPOS.CO) - Isu naiknya air laut menggemparkan korban terdampak bencana tsunami Pandeglang. Di Kecamatan Sumur, misalnya, ratusan warga berhamburan ke dataran tinggi, Selasa (25/12) untuk menyelamatkan diri.

Dengan mengendarai sepeda motor dan mobil, mereka memacu kecepatan agar segera tiba di tempat aman. Sontak, situasi di wilayah yang melekat dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon itu terasa mencekam.

Baca Juga :Gempa Kekuatan 3.2 M Kembali Guncang Kuansing

Kepanikan itu bermula saat kunjungan sejumlah pejabat setempat di lokasi terdampak tsunami di Pasar Sumur di Desa Sumber Jaya, Sumur sekitar pukul 14.30. Kawasan itu hanya selemparan batu dari bibir pantai. Puluhan bangunan rumah dan pertokoan rusak parah akibat gelombang tinggi yang terjadi pada Sabtu (22/12) lalu. Tercatat 69 orang meninggal di wilayah itu.

Saat para pejabat tengah mengunjungi satu titik lokasi di Pasar Sumur, tiba-tiba seseorang yang belum diketahui identitasnya berteriak menyebut air laut naik.

”Air naik, air naik,” kata M. Yana menceritakan awal mula isu air laut naik tersebut. ”Semua pada lari,” imbuh anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Sumber Jaya saat ditemui Jawa Pos (JPG).

Akibat kabar itulah semua warga panik. Termasuk para pejabat daerah yang berkunjung ke daerah itu. Situasi mencekam tersebut diperparah dengan turunnya hujan cukup lebat. Pun, langit yang semula agak cerah berubah gelap. Suasana itu yang membuat masyarakat setempat panik dan takut bila tiba-tiba tsunami susulan terjadi.

”Jadi semua lari,” ungkap Yana.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook