Warga Masih Trauma Tsunami

Nasional | Rabu, 26 Desember 2018 - 14:52 WIB

Warga Masih Trauma Tsunami
DITEMUKAN: Seorang warga meng-hubungi kerabatnya usai mengetahui jenazah anggota keluarganya berhasil ditemukan di reruntuhan bangunan villa oleh anggota gabungan di Jalan Carita-Anyer, Kabupaten Pandeglang, Senin (24/12/2018). (QODRAT/JPG)

Kepanikan tersebut membuat distribusi bantuan logistik dan tenaga yang hendak masuk ke Sumur tersendat. Betapa tidak, Jalan Raya Sumur yang menjadi akses utama menuju ke pantai itu sempat tertutup oleh mobil-mobil relawan dan pengirim bantuan. Hal itu diperparah dengan kondisi jalan yang rusak dan curam sepanjang delapan kilometer.

Dari Kecamatan Labuan, Pandeglang, akses itu merupakan jalur paling mudah ditempuh untuk menuju ke Pantai Sumur. Sejatinya ada satu jalur lain. Yakni, melalui Tanjung Lesung. Namun, jalur itu tidak lebih baik. Sebab, kondisi jalan sepanjang 20 km belum tersambung aspal sepenuhnya. Pengendara harus melewati jalan tanah berbatu. Dan melintasi pesisir pantai dengan ombak cukup tinggi.

Baca Juga :Gempa Kekuatan 3.2 M Kembali Guncang Kuansing

Darul Hairi (31), berharap pihak terkait bisa meminimalkan isu tsunami susulan yang cenderung mudah menyebar di kalangan masyarakat. Kabar-kabar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan semacam itu membuat masyarakat ketakutan. Dan mengganggu aktivitas warga yang mulai menggeliat pascabencana.

”Isu seperti itu jelas merugikan bagi kami,” ujarnya kepada JPG.

Darul merupakan salah satu korban berita palsu naiknya air laut yang merebak di kalangan masyarakat Sumur. Dia bersama beberapa anggota keluarganya sempat panik dan berusaha menjauh dari laut. Dengan kondisi pakaian basah, mereka mengendarai motor untuk menuju dataran tinggi.  ”Kasihan ibu-ibu dan anak-anak yang harus lari-larian,” tuturnya.

Menurut Darul, warga setempat sejatinya sudah terlatih bila terjadi tsunami. Namun, info itu harus benar-benar akurat dari pihak terkait. Misal, dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).  ”Biasanya kan ada pemberitahuan dari BMKG kalau mau ada tsunami. Jadi bukan kabar tidak jelas yang menjadi acuan kami,” tuntut warga Desa Taman Jaya, Sumur itu.

Sementara itu, dari pantuan udara melalui helikopter AS350 B3 milik BNPB, Selasa siang (25/12) terlihat kondisi di sepanjang pesisir Kabupaten Pandeglang mulai dari Kecamatan Carita hingga Kecamatan Sumur hampir merata kerusakannya. Hanya di beberapa titik seperti di Panimbang kerusakan tidak begitu berat. Karena hampir semua sisi pantai itu tak berdiri bangunan. Hanya ditumbuhi pohon kelapa dan area persawahan atau perkebunan.

Heli dengan pilot kapten Denni itu membawa JPG dari helipad di Labuan itu sampai ke atas wilayah Kecamatan Sumur dengan waktu tempuh sekitar setengah jam. Dari informasi beberapa pejabat di BNPB, untuk jalur darat diperlukan waktu hingga lima jam. Karena jalan yang tidak mulus dan banyaknya relawan yang memadati jalan menuju lokasi. Jalur menuju Sumur memang baru lebih mudah ditembus kemarin setelah ada pembersihan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook