Bus juga dilengkapi televisi, AC, bagasi bawah, toilet, kulkas, air minum, pengeras suara, alat pemadam kebakaran, kotak P3K, serta alat pemecah kaca. Ada juga dua CCTV di depan dan belakang kabin bus. Menurut Kabid Transportasi PPIH Arab Saudi Subhan Cholid, bus yang digunakan tahun ini sedikit berbeda jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. ’’Sebagian bus adalah model terbaru yang sebenarnya baru akan diperkenalkan ke publik pada 2019, tapi sudah siap digunakan untuk jamaah Indonesia tahun ini,’’ paparnya.
Karena itu, Subhan menjamin keamanan dan kesiapan bus-bus tersebut. Dia melanjutkan, lima jam sebelum keberangkatan, para sopir bus yang semuanya adalah warga Arab Saudi harus mengikuti tes narkoba.
Setelah dinyatakan sehat dan bebas narkoba, para driver diizinkan untuk mengantar rombongan CJH. ’’Pemeriksaan dilakukan tim dari Arab Saudi. Kalau terbukti ada sopir yang pakai narkoba, akan kami kembalikan ke mereka,’’ ujar Subhan.
Di sisi lain suhu panas yang terjadi di Arab Saudi mempengaruhi kesehatan jamaah haji. Hingga Selasa (24/7) ada 124 pasien yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka, penyakit terbanyak yang diderita pasien rawat jalan adalah insfeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Sedangkan mereka yang dirawat di KKHI kebanyakan karena dehidrasi dan luka bakar di telapak kaki. ”Adapun rinciannya adalah 41 orang dirawat inap, tujuh orang dirujuk ke RS King Fadh. Selebihnya diperbolehkan pulang,” katanya, kemarin. Sedangkan jemaah haji yang meninggal hingga kemarin mencapai lima orang.
ISPA dipengaruhi oleh debu. Sedangkan dehidrasi dan luka bakar ini akibat suhu yang panasnya bisa mencapai 53 derajat. Ketiga penyakit tersebut sebenarnya telah diantisipasi oleh Kemenkes. Setiap tahun, Kementerian Kesehatan menyiapkan paket berbekalan kesehatan untuk jemaah. Paket terdiri dari dua lembar masker kain, satu kotak masker sekali pakai berisi 50 lembar, botol penyemprot air ukuran 500 mililiter, 10 sachet oralit, balsem, lima lembar plester, dan empat lembar tisu basah. Semua barang-barang tersebut diberikan kepada jamaah di masing-masing embarkasi.
Penyakit lainnya yang dijumpai para jamaah haji adalah jantung, hemorroid, diabetes millitus, hipertensi, infeksi bakterial, asma, dan dispepsia syndrome (magh, red). ”Pasien yang dirawat rata- rata berusia di atas 60 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki,” tutur Eka.