SIAK (RIAUPOS.CO) - Kris Handoko yang akrab disapa Marno Kumis oleh warga didusunnya bersama sang istri Rusini tak bisa membendung kesedihannya. Ketika pemerintah, Ahad (25/4/2021) menetapkan 53 awak kapal selam Nanggala 402 gugur dan menjadi tugas terakhir di perairan Bali.
Mereka tinggal di Dusun Sri Mersing Kampung Jati Baru kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau. Adalah kampung Marno Kumis, pria paruh baya lebih yang harus kehilangan putranya bernama Sertu Bah Yoto Eki Setiawan dalam kapal selam Nanggala 402 itu.
“Kami merasa sangat kehilangan, mohon doanya saja ya,” ungkap Kris Handoko dengan mata memerah menahan sedih.
Dijelaskan sang ayah, istri anaknya lagi hamil, dia baru menikah pada penghujung 2020 silam. Mereka sekarang tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur. Kampung istrinya.
“Saya tidak ada firasat apa-apa, tapi biasanya setiap akan dinas dengan kapal selam, dia akan menelepon dan berkabar. Dia akan bilang, jangan diharap kembali, begitu Eki selalu lakukan. Tapi kemarin tidak,” ungkapnya.
Selain tidak pamit, Marno Kumis mengakui punya firasat, sebab sang anak berkirim sepatu lewat adiknya. Sepasang sepatu Angkatan Laut. Apakah itu merupakan pertanda, Marno Kumis mengaku tidak tau karena memang ada beberapa kejanggalan yang mulai dirasakan sejak sang anak
“Tapi bagi saya hal ini bisa jadi pertanda,” ucapnya.
Lebih jauh dikatakannya, dia mendapat kabar kapal selam hilang itu pada Kamis (22/4/2021). Selanjutnya Marno komunikasi dengan keluarga di Jawa, termasuk menantunya.
Hingga akhirnya lewat televisi, dipastikan seluruh awak gugur. Dan hal itu menurutnya merupakan pukulan dan kehilangan yang luar biasa.
Terutama ibunya. Ibunya merasa seperti mimpi, meski terlihat tegar, tak mampu menutupi kesedihannya. Namun, dia belum bisa bicara banyak.
“Nanti saja ya,” ucapnya,
Dia tidak hanya ingat dengan putranya, tapi menantu dan cucunya yang ada di dalam kandungan.
“Dia (calon cucu,red) sudah menjadi yatim saat dalam kandungan,” ucapnya dengan mata berkaca kaca.
Sementara anggota DPRD Siak dari PDI Perjuangan Rakip yang mantan penghulu di sana mengatakan turun berbelasungkawa.
Mengetahui ada warganya yang kemalangan, dia gerak cepat ke rumah duka. Lewat Rakip, Riau Pos berhasil wawancara dengan ayah korban. Meski tidak sempat banyak yang ditanya karena keluarga dari Jawa sedang menghubungi, namun setidaknya ada penjelasan dari sang ayah tentang putranya itu.
Menurut Rakip, warga akan melakukan salat jenazah secara ghaib, dan melakukan tahlilan seperti biasa.
Laporan: Monang (Siak)
Editor: Eka G Putra