PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, Indonesia saat ini siap mengambil alih dan mengelola Freeport. Dia menyebutkan, diperpanjang atau tidak, izin Freeport itu akan habis pada 2021. Hal ini disampaikan Dahlan saat mengisi Stadium Generale Entrepreneurship Universitas Riau di Pekanbaru, Senin (25/1).
"Sekarang Indonesia mampu. Jangan dipersoalkan mengapa kita dulu menyerahkan pengelolaannya kepada Freeport. Ya, dulu kita memang belum mampu. Tapi sekarang kita bisa. Sudah saatnya kita tangani sendiri, kita punya sumber daya manusianya," kata Dahlan.
Dahlan berargumen, ada beberapa perusahaan asing yang diambil alih pemerintah pada saat dirinya masih menjabat Menteri BUMN silam. Memang banyak pertentangan, baik dengan pemegang kontrak karya asing, maupun dari internal pemerintah sendiri. Tapi setelah semua akuisisi berhasil dan perusahaan berjalan, permasalahan yang ditakutkan tidak terbukti terjadi.
‘’Ada banyak bukti kita mampu. Dulu ada proyek Asahan habis (kontrak karyanya, red) dengan Jepang. Ketika itu saya menteri bersama Presiden kompak tak diperpanjang, padahal Jepang ngotot sekali. Alhamdulillah sudah dua tahun Asahan baik-baik saja. Begitu juga Blok Mahakam, Prancis berusaha keras memperpanjang dan saya tanya ke direksi Pertamina apakah mampu, setelah tiga bulan membericarakan Pertamina menyatakan mampu, dan sekarang dikelola sendiri,’’ sebut Dahlan.
Soal apakah Dahlan Iskan setuju Freeport diambil alih pemerintah atau justru diperpanjang. Dahlan tidak mengiyakan dan tidak pula mengatakan tidak. Ketika ditanya apakah Indonesia siap dalam hal modal operasionalnya, Dahlan juga tidak ragu. "SDM kita punya dan siap. Kalau uang, belakangan kita bisa cari," tutup Dahlan.(end)