JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Hari guru nasional, 25 November, menjadi momentum membahagiakan sekaligus menyedihkan bagi guru honorer K2 (kategori dua). Di saat para pendidik di seluruh Indonesia merayakan hari guru, nasib mereka hingga kini belum jelas.
"Ini sungguh ironis. Hampir 15 tahun saya merayakan hari guru ini dengan status guru honorer. Setiap tahun itu pula saya selalu berharap ada perubahan nasib, menjadi guru PNS," kata Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih kepada JPNN, Ahad (25/11).
Bagi guru wali kelas VI di SDN Banjarnegara ini, hari guru nasional sejatinya merupakan ulang tahun seluruh tenaga pendidik. Sebagaimana orang yang ultah, mestinya ada kado istimewa yang diterima. Sayangnya, kado istimewa itu belum diperoleh guru honorer K2.
"Kado istimewa yang kami harapkan adalah PNS. Bukan, pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK)," ucapnya.
Koordinator Wilayah FHK2I DKI Jakarta Nurbaiti mengatakan, mereka Tetap merayakan hari guru. Sebab, bagaimana pun ini adalah hari besar nasional.
"Kami semua dari dulu sampai hari ini juga mengharapkan di hari istimewa guru ada kado khusus dan istimewa buat kami Honorer K2 dari pemerintah, berupa regulasi khusus pengangkatan kami sebagai PNS," tandasnya.
Korwil FHK2I Sulawesi Selatan Sumarni Azis juga menaruh harapan sama. Selain peningkatan status, mereka berharap ada perbaikan tingkat kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan honorer K2. Selama ini, kesenjangan antara honorer dan PNS sangat besar. Padahal kewajiban mereka setara PNS.
"Jangan hanya mau tenaga kami tapi tidak mau membayar yang layak. Kami juga manusia, yang punya perasaan. Ketika guru-guru PNS bisa menikmati kesejahteraan yang melimpah, kami harus kerja tambahan demi mencukupi kebutuhan rumah tangga," tandasnya. (esy/jpnn)
Sumber: JPNN