JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Operasional penyelenggaraan haji sudah masuk hari ke-49 kemarin (23/4). Total jamaah haji meninggal mencapai 308 orang. Penyebab jamaah haji wafat terbanyak adalah karena penyakit jantung atau kardiovaskular sebanyak 97 kasus. Kemudian disusul penyakit pernafasan (respiratory) sejumlah 88 kasus. Selain itu juga ada penyakit terkait peredaran darah (circulatory diseases) mencapai 58 kasus.
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Subhan Cholid menuturkan sampai saat ini masih banyak jamaah yang dirawat. Baik itu di klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) Makkah atau RS Arab Saudi. Tidak kurang dari 166 jamaah dirawat di KKHI Makkah. Kemudian juga masih ada 231 jamaah dirawat di RS Arab Saudi. "Bagi jamaah yang sakit dan layak terbang, bisa memilih tanazul," katanya.
Tanazul artinya mutasi kloter. Jadi jamaah dalam kondisi khusus, seperti sakit, bisa mengajukan tanazul. Umumnya tanazul adalah pemulangan yang dipercepat dari jadwal kloternya. Subhan menjelaskan jumlah pengajuan tanazul sementara ini mencapai 750 orang. "53 orang di antaranya jamaah haji sakit dan pendampingnya," katanya.
Dia menjelaskan proses tanazul jamaah haji sakit bisa sampai membutuhkan tiga kursi penerbangan atau lebih. Misalnya untuk jamaah yang hanya bisa menjalani penerbangan sambil berbaring.
Namun sampai saat ini proses tanazul jamaah haji wafat seluruhnya memerlukan satu seat penerbangan. Sebab jamaah sakit yang di-tanazul-kan masih bisa duduk. Subhan menuturkan proses tanazul terkait dengan ketersediaan kursi kosong dalam setiap flight atau kloter.
Dia menjelaskan pengajuan tanazul banyak dilakukan oleh jamaah yang ingin kembali bergabung dengan kloternya. Contohnya adalah jamaah kloter SOC-96. "Kloter SOC-96 ini dulu saat berangkat ke Saudi adalah kloter sapu jagat," katanya.
Di dalam kloter ini banyak jamaah dari berbagai kabupaten atau kota di Embarkasi Solo. Kemudian setelah tiba di Makkah, mereka ingin pulangnya bergabung dengan kloter yang se-kabupaten atau se-kota.
Sementara itu Sekretaris Itjen Kemenag Muhammad Tambrin menyampaikan hasil evaluasi internal terkait penyelenggaraan haji 2019. Dia menuturkan pelayanan ibadah haji sampai setelah proses Armuzna berjalan sangat baik. Mulai dari akomodasi yang memenuhi kriteria minimal yakni minimal hotel bintang tiga.(jpg)