Erupsi, Kolom Letusan Anak Krakatau Capai 500 Meter

Nasional | Selasa, 24 Januari 2023 - 10:35 WIB

Erupsi, Kolom Letusan Anak Krakatau Capai 500 Meter
Gunung Api Anak Krakatau mengeluarkan abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah tenggara, Senin (23/1/2023). (DOK.PVMBG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Aktivitas Gunung Anak Krakatau kembali meningkat, Senin (23/1). Sejak pukul 00.00 WIB, gunung yang terletak di wilayah Lampung tersebut terpantau mengalami erupsi sebanyak tujuh kali. Yakni dengan tinggi kolom letusan teramati paling tinggi mencapai 500 meter dari atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah tenggara.

Subkoordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengungkapkan, status Gunung Anak Krakatau saat ini dalam level siaga.


Di mana, saat ini juga tengah terjadi peningkatan deformasi serta menunjukkan adanya suplai magma. Sehingga kemudian memicu terjadinya erupsi.

''Sebenarnya untuk erupsi Gunung Anak Krakatau ini sudah biasa, sejak April 2022 memang seperti itu,'' ungkapnya.

Karena statusnya dalam level siaga, dikatakan Basuki, sehingga Gunung Anak Krakatau saat ini memang bukan gunung api normal. Yakni sedang dalam fase erupsi. Sehingga tentunya perlu diwaspadai. Hanya saja, peningkatan aktivitasnya tidak terjadi setiap waktu. ''Jadi, ada peningkatan beberapa bulan, tapi kemudian turun dan meningkat lagi aktivitasnya,'' jelasnya.

Jika dilihat dari data kegempaan dan deformasinya, dikatakan Basuki, untuk saat ini aktivitas Gunung Anak Krakatau memang sedang meningkat. Bahkan, suplai magmanya juga banyak. Sehingga hal tersebut yang memicu Gunung Anak Krakatau erupsi hingga beberapa kali dalam waktu satu hari. ''Kalau dilihat dari datanya, ini juga masih akan terus berlangsung hingga beberapa waktu ke depan,'' bebernya.

Namun, disinggung terkait adanya kemungkinan erupsi yang lebih besar, Basuki mengatakan, prediksinya memang bisa erupsi yang lebih besar. Hanya saja karena Gunung Anak Krakatau berada di sekitar laut dan tidak ada penduduknya, sehingga radius aman tetap 5 kilometer dari titik erupsi. ''Jadi, dalam status level siaga itu sudah memperhitungkan erupsi yang lebih besar,'' terangnya.

Ditambahkan Basuki, selain Gunung Anak Krakatau, Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur juga mengalami peningkatan aktivitas dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, pada Senin (23/1) juga mengalami erupsi beberapa kali. Yakni dengan tinggi kolom letusan teramati paling tinggi mencapai 800 meter dari atas puncak. ''Gunung Semeru ini karakteristiknya sama dengan Gunung Anak Krakatau. Tapi, dia sudah bertahun-tahun, erupsi terus menerus. Sehingga kondisinya diperkirakan masih akan tetap sama ke depannya,'' ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan, terkait peningkatan aktivitas Gunung Semeru masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak.

Kemudian, di luar jarak tersebut, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. ''Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,'' tambahnya.(gih/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook