JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Alat pendeteksi virus corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose akan digunakan secara massal pada 5 Februari mendatang. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah mencoba pemanfaatan alat deteksi Covid-19 ini.
Alat tersebut digunakan untuk meningkatkan screening Covid-19 melalui embusan napas dengan tahap 4T, yaitu Tracking, Tracing, Testing, dan Treatment. Alat GeNoSe mendeteksi seseorang terpapar Covid-19 atau tidak melalui embusan napas, sehingga memberikan rasa nyaman dan dapat digunakan oleh masyarakat dari anak-anak hingga lansia.
Pengecekan melalui alat GeNoSe juga bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. “Alat GeNoSe menjadi solusi dari permasalahan alat screening dan diagnosis yang saat ini masih cukup mahal dan ketersediannya terbatas,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (23/1).
Menurutnya, penggunaan alat GeNoSe telah diakui oleh Kementerian Kesehatan dan didukung oleh Kementerian Perhubungan dengan menjadikan tes GeNoSe sebagai alat tes yang digunakan untuk aktivitas perjalanan masyarakat menggunakan transportasi umum.
“Alat ini akan mulai digunakan bagi pengguna transportasi umum kereta api pada 5 Februari,” katanya, mengutip Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Selain itu, GeNoSe juga menjadi satu kebanggaan Indonesia, karena alat ini merupakan asli buatan anak bangsa. Hal ini sejalan dengan kampanye Bangga Buatan Indonesia yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
“Melalui alat ini, juga ditunjukkan bahwa bangsa Indonesia juga dapat berinovasi serta memberikan solusi bagi permasalahan pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Luhut mengapresiasi tim GeNose Universitas Gadjah Mada (UGM) yang telah menyiapkan dan bekerja keras dalam menciptakan inovasi ini. “Saya berharap GeNose dapat segera menjadi alat tes yang digunakan secara luas oleh masyarakat dan dapat membantu pemerintah dalam melakukan upaya 4T,” ujarnya.
Luhut meminta, ke depannya, GeNose ini juga dapat digunakan pada hotel, mal, hingga lingkungan rumah seperti RT/RW. “Ke depannya kita akan gunakan ini di semua area publik seperti di hotel, mal, di lingkungan masyarakat RT/RW,” ujarnya.
Rencananya, alat GeNose akan digunakan oleh penumpang kereta di stasiun kereta api pada 5 Februari 2021. Setelah itu, akan digunakan di bandara Tanah Air. Alatnya cukup ramah digunakan dan harganya pun terjangkau yaitu seharga Rp20 ribu per orangnya.
“Jika pemakaian lebih banyak tentunya cost-nya akan semakin turun dan nantinya alat ini akan terus dikembangkan sehingga mempunyai akurasi yang akan lebih tajam dan tentunya kita harus bangga karena ini buatan Indonesia,” ungkapnya.
Luhut menekankan, masyarakat tak perlu cemas pada keamanan alat tersebut, sebab, alat GeNose ini telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ia mengatakan, kelebihan dari alat ini, antara lain bisa mendeteksi lebih cepat dan harga yang relatif lebih murah dengan akurasi diatas 90 persen.
Luhut juga menyarankan plastik yang digunakan pada GeNose dapat menggunakan bahan yang dapat didaur ulang agar lebih ramah lingkungan.
Selain itu, Luhut juga sempat mencoba GeNose dengan cara mengembuskan napas ke dalam kantung yang telah disiapkan. Hasilnya, Luhut dinyatakan negatif Covid-19.(jpg)