SIDOARJO (RIAUPOS.CO) - Pelaksana tugas (plt) Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syarifuddin atau yang akrab dipanggil Cak Nur meninggal dunia pada Sabtu (22/8/2020). Cak Nur meninggal karena terpapar corona (Covid-19) tanpa penyakit bawaan (komorbid).
Sebelumnya, Cak Nur sempat mengikuti rapat paripurna di Kantor DPRD Sidoarjo pada Rabu (19/8/2020). Namun, Cak Nur terlihat kurang fit. Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori, mengingat saat memberikan sambutan, Cak Nur terlihat berbeda.
“Gaya bicaranya berbeda. Terlihat lebih lemas. Tapi beliau tidak ingin menunjukkan rasa sakitnya. Jadi seolah nggak sakit,” tutur Dhamroni ketika dihubungi pada Sabtu (22/8).
Dhamroni masih mengingat kondisi Cak Nur yang menurun sejak Selasa. Saat itu, Cak Nur sudah disarankan untuk menjalani rawat inap.
“Tapi beliau menolak. Minta rawat jalan aja,” ungkap Dhamroni.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo drg Syaf Satriawarman menjelaskan kesehatan Cak Nur memang menurun selama beberapa hari terakhir.
“Gejala demam, batuk dan flu sudah ada sekitar satu minggu,” katanya.
Dia menambahkan, berdasarkan keterangan keluarga, dia tak bisa makan. Saat diminta ke rumah sakit, ia kembali menolak. Hingga pagi ini, Cak Nur pun dijemput paksa dari rumah dinas.
Sesampainya di RSUD Sidoarjo, Cak Nur langsung menggunakan ventilator karena sesak napas.
“Sampai pukul 15.00. Dia dinyatakan meninggal dunia. Terpapar Covid-19 dan langsung menyerang jantung,” jelas Syaf.
Dhamroni bercerita, sebelum dibawa ke RSUD Sidoarjo, Cak Nur sempat meminta untuk berwudhu.
“Luar biasanya, beliau buru-buru ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Setelah itu baru mau ikut ke RSUD,” kenang Dhamroni.
Ia mengenang masa-masa bersama Ketua Gugus Tugas Covid 19 di Sidoarjo ini.
“Cak Nur benar-benar perhatian ketika petugas medis menangani covid. Saat ada yang meninggal, beliau mengikuti pemakamannya,” tuturnya.
Dhamroni benar-benar merasakan peran Cak Nur dalam penurunan angka kematian akibat Covid-19 di Sidoarjo.
“Beliau langsung turun tangan untuk membuktikan ke masyarakat kalau Covid-19 bukan sesuatu yang hina. Misalnya dengan ikut pemakaman Covid-19. Beliau membuktikan kalau penanganan dan pemulasaraan Covid-19 dilakukan dengan benar, maka korban nggak perlu ditakuti,” tegas dia.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Hary B Koriun