VAKSIN COVID-19

MUI Minta Tak Persoalkan Haram-Halal Vaksin Astrazeneca

Nasional | Selasa, 23 Maret 2021 - 09:57 WIB

MUI Minta Tak Persoalkan Haram-Halal Vaksin Astrazeneca
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyaksikan proses vaksinasi massal di Pendopo Delta Wibawa Kabupaten Sidoarjo, Senin (22/3/2021). Sejumlah kiai dan para pengasuh pondok pesantren di Provinsi Jawa Timur menyatakan kesiapannya memperoleh suntikan dosis vaksin AstraZeneca. (LAILY RACHEV /SETPRES)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Dukungan terhadap penggunaan Vaksin AstraZeneca terus mengalir. Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kemeterian Agama (Kemenag), kemarin (22/3) giliran sejumlah tokoh agama di Jawa Timur menyatakan kesiapannya untuk menerima suntikan vaksin yang diragukan kehalalannya tersebut.

Selain para tokoh agama, pernyataan kesiapan juga disampaikan oleh beberapa pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya di sela-sela acara vaksinasi massal di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Senin (22/1).


"Tadi pagi (kemarin, red) saya sudah bertemu dengan MUI Jawa Timur dan para kiai di Provinsi Jawa Timur mengenai vaksin AstraZeneca. Beliau-beliau tadi menyampaikan bahwa Jawa Timur siap diberi vaksin AstraZeneca dan segera akan digunakan di pondok-pondok pesantren yang ada di Jawa Timur," paparnya.

Jokowi mengatakan ia sangat mengapresiasi hal itu dan segera akan menginstruksikan Menteri Kesehatan Bdi Sadikin untuk mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke Jawa Timur dan provinsi-provinsi lain yang membutuhkan. Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyaksikan pemberian dosis vaksin AstraZeneca kepada Ketua Majelis Ulama Jawa Timur KH Hasan Mutawakkil Alallah. Vaksin yang sama juga diberikan kepada di antaranya KH Ahmad Rofiq Siraj hingga mantan pemain sepakbola nasional Uston Nawawi.

Vaksinasi massal ini melibatkan sebanyak kurang lebih 150 peserta yang berasal dari kalangan pekerja publik, tokoh agama, hingga para atlet. Di saat bersamaan, beberapa lokasi lain di Kabupaten Sidoarjo juga akan menggelar vaksinasi massal serupa. Jokowi juga memantau dan memberikan arahan mengenai jalannya proses vaksinasi di beberapa lokasi tersebut melalui konferensi video untuk memastikan kesiapan Kabupaten Sidoarjo, rumah sakit, serta fasilitas puskesmas dalam menyukseskan kebijakan vaksinasi massal ini.

"Saya juga ingin memastikan kesiapan baik dari kabupaten, rumah sakit, puskesmas yang ada sehingga kita harapkan ke depan vaksinasi nasional ini semuanya berjalan dengan baik dan lancar," ucapnya.

Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), hingga 21 Maret 2021, sekitar 9.397 tenaga kesehatan di Kabupaten Sidoarjo telah menerima dua dosis vaksin Covid-19. Sementara sebanyak 19.482 pekerja atau pelayan publik telah menerima dosis kedua vaksin dari keseluruhan 31.902 peserta yang telah menerima suntikan dosis pertama.

Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Timur, Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah, menegaskan vaksin AstraZeneca tersebut halal dan tayyib.

"Vaksin AstraZeneca ini hukumnya halalan dan tayyiban dan memang seharusnya untuk dimanfaatkan program vaksinasi pemerintah," ujarnya.

Mantan Ketua PWNU Jatim tersebut juga berpendapat bahwa vaksini ini mendapatkan respons yang baik dari para kiai serta para pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur. Ia mengatakan vaksinasi massal yang diadakan oleh pemerintah tersebut memang bertujuan untuk menjaga jiwa dan keselamatan rakyat dari pandemi Covid-19 yang tidak hanya melanda Indonesia, tapi juga sebagian besar negara-negara di dunia.

"Tidak ada pemerintah yang akan mencelakakan rakyatnya sendiri," imbuh Hasan.

Ketua MUI Jawa Timur tersebut juga menyampaikan permohonan agar para santri, ustaz, ustazah, dan tokoh-tokoh keagamaan lainnya juga segera dapat memperoleh dosis vaksin tersebut.

"Kami berterima kasih kepada Bapak Presiden apabila para santri juga para ustaz dan ustazah, hafiz dan hafizah, akan segera diberikan vaksin AstraZeneca ini dan kami bersyukur mudah-mudahan nanti dapat ditiru oleh komponen masyarakat lain," jelasnya.

Wapres Ma'ruf Amin meminta masyarakat tidak mempersoalkan haram-halal vaksin Covid-19 AstraZeneca. Sebab MUI dalam fatwanya membolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca. Untuk mempercepat terciptanya herd immunity perlu peningkatan vaksinasi di masyarakat. Keterangan tersebut disampaikan Ma'ruf saat kunjungan kerja ke Provinsi Lampung, kemarin (22/3). Untuk diketahui kunjungan itu merupakan kali pertama lawatan Ma'ruf keluar Pulau Jawa sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia setahun terakhir.

"Kalau masalah halal tidak halal (vaksin AstraZeneca, red), saya kira yang sekarang dipersoalkan itu seharusnya pada boleh atau tidak boleh. Bukan pada halal atau tidak halal," terangnya.

Mantan Ketua MUI itu menjelaskan pada roduk yang tidak halal sekalipun MUI bilang boleh digunakan. Untuk itu Ma'ruf mengatakan status tidak halal vaksin AstraZeneca baginya bukan sebuah persoalan.

Dia mengatakan semua pihak saat ini harus mendukung program vaksinasi Covid-19 yang digulirkan pemerintah. Vaksinasi itu untuk menciptakan herd immunity guna melindungi masyarakat dari potensi tertularnya Covid-19. Menurut Ma'ruf kesuksesan program vaksinasi sampai tercipta kekebalan kelompok itu perlu cakupan vaksinasi yang tinggi. Pemerintah terus berupaya keras mempercepat program pemberian vaksin Covid-19 ke masyarakat.

"Kita berharap bahwa vaksinasi ini yang sekarang 8.000 per hari, kita harapkan bisa supaya terus ditingkatkan," katanya. Apalagi jangka waktu vaksinasi yang ditetapkan pemerintah berjalan sekitar setahun ke depan.

Untuk menjalankan program vaksinasi itu, pemerintah saat ini menyiapkan vaksin Covid-19 dari Sinovac dan AstraZeneca. Kepada masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19, Ma'ruf mengingatkan supaya tetap menjalankan protokol kesehatan. Di tengah program vaksinasi Covid-19 itu, pemerintah juga tetap menjalankan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di sejumlah daerah.

Pada kunjungan kerja itu Ma'ruf Amin didampingi Wamenkes Dante Saksono Harbuwono. Dia menanggapi soal hubungan penggunaan vaksin AstraZeneca dengan kasus pengentalan darah. Kasus pengentalan darah tersebut dilaporkan terjadi di sejumlah negara. Tetapi perbandingan kasus tersebut sangat kecil.

"30 kejadian (pengentalan darah) dari 5 juta suntikan (vaksin AstraZeneca), sehingga masih aman digunakan berdasarkan keputusan World Health Organization (WHO)," paparnya. Dante juga menanggapi kabar bahwa vaksin AstraZeneca akan kedaluarsa pada 31 Mei mendatang. Untuk itu dia mengatakan pemerintah bakal melakukan percepatan distribusi vaksin tersebut ke sejumlah daerah.

Sementara itu Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI menyampaikan ringkasan hasil kajian dokumen terhadap penggunaan bahan asal babi pada vaksin AstraZeneca. Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati menyampaikan ada dua informasi yang menyatakan penggunaan bahan asal babi pada proses pembuatan vaksin AstraZeneca.

Pertama adalah pada tahap penyiapan inang virus. Pada proses ini terdapat penggunaan bahan dari babi berupa tripsin yang berasal dari pankreas babi. Bahan ini digunakan untuk memisahkan sel inang dari microcarrier-nya.

Lalu yang kedua pada penyiapan bibit vaksin rekombinan hingga siap digunakan untuk produksi terdapat penggunaan tripsin dari babi. Pada tahap ini tripsin babi menjadi salah satu komponen pada media yang digunakan untuk menumbuhkan E.coli dengan tujuan meregenerasi transfeksi plasmid p5713 p-DEST ChAdOx1 nCov-19. "Kedua informasi tersebut tercantum dalam dossier yang dikaji," jelasnya.

Sementara itu, perluasan kelompok penerima vaksin terus dilakukan. Kemarin (22/3), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi para pekerja Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Setidaknya, tercatat ada 5 ribu pekerja yang akan divaksin secara bertahap hingga Jumat (26/3).

"Ini difokuskan bagi seribu orang frontliner bandara dan maskapai penerbangan," kata Sandiaga. Hal itu merupakan upaya untuk menghadapi rencana pembukaan penerbangan internasional pada Juni mendatang. Dengan harapan, mampu membangkitkan perekonomian seiring menekan penularan Covid-19.

Sebelumnya, sebanyak 680 orang juga telah mendapatkan vaksinasi di Puri Sareng Agung, Ubud. Jumlah tersebut meliputi pelaku industri pariwisata, pimpinan umat beragama, perwakilan budayawan, perwakilan pemuda, dan masyarakat setempat. Sedangkan di Denpasar, vaksinasi massal telah dilakukan untuk 500 pekerja industri pariwisata.

Sementara itu di pulau berbeda, tepatnya di Kepulauan Riau, ada 3.500 pekerja parekraf yang menerima vaksin perdana. Sebanyak 1.500 orang di wilayah Batam dan 2 ribu orang lainnya melakukan vaksinasi di Bintang Lagoi. "Targetnya 30 ribu orang yang harus divaksin sebelum tanggal 21 April untuk safe travel corridor," tutur mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan bahwa vaksinasi untuk atlet olahraga juga akan terus diperluas. Menurutnya, atlet punya kontribusi yang sangat besar bagi bangsa dan negara.

Mengutip Wakil Presiden, bendera dan lagu kebangsaan bisa didengarkan di luar negeri pada dua kesempatan, yang pertama pada saat kepala pemerintahan berkunjung ke negara lain, yang kedua adalah saat atlet berlaga di luar negeri dan memenangkan kejuaraan, atas dasar itulah atlet diberi prioritas mendapatkan vaksinasi.

Gatot menjelaskan, pada pemberian vaksinasi dosis pertama ada 821 atlet dan tenaga pendukung yang sudah mendapatkan vaksinasi di Istora Senayan. Atlet yang mengikuti program vaksinasi ini tidak hanya atlet nasional namun juga kepada atlet-atlet di daerah.

Dalam rapat terbatas bersama Menteri Pemuda dan Olahraga, Presiden Indonesia juga telah mengarahkan untuk mempersiapkan penyelenggaraan PON 2021. "Bapak Presiden menyatakan para atlet wajib divaksin secepat mungkin, begitu juga masyarakat sekitar venue pertandingan olahraga juga akan divaksinasi," tutur Gatot.

Vaksinasi kata Gatot justru bukan hambatan tapi tantangan yang menarik, "Karena kami ingin menunjukkan PON di Papua bisa berlangsung sukses di walau dalam kondisi pandemi," terang Doedie Gambiro. "Di mata internasional Indonesia dinilai sudah bagus dalam memprioritaskan vaksinasi kepada atlet. Pengaruh vaksinasi atlet ini sangat besar sekali," tutup Gatot.(uzi/riq/c19/oni/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook