TUNDA BEPERGIAN, KASUS OMICRON TERUS BERTAMBAH

Masyarakat Diminta Menahan Diri

Nasional | Kamis, 30 Desember 2021 - 10:18 WIB

Masyarakat Diminta Menahan Diri
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (ISTIMEWA)

 

Dia juga meyakinkan, kekhawatiran berlebih terhadap varian Omicron saat ini belum bisa dibuktikan. Belum ada riset yang valid jika Omicron lebih berbahaya atau lebih cepat penyebarannya. Hal senada turut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti. Dia menegaskan, SKB empat menteri terbaru kini lebih rigit soal aturan proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Misalnya, mengenai kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang wajib divaksin Covid-19 sebelum mengadakan PTM terbatas. Selain itu, kuota siswa dalam PTM terbatas pun turut dipengaruhi oleh jumlah PTK yang sudah divaksin dosis lengkap.  "Sekarang kita masukkan (ketentuan PTK wajib vaksin, red) untuk memastikan tidak terjadi penularan di sekolah," paparnya. 


Kemudian, mengenai Omicron, Suharti memastikan bahwa aturan PTM terbatas ini juga tergantung dari status PPKM dari daerah tersebut. Sehingga, bila ada perubahan status PPKM maka ketentuan PTM terbatas juga otomatis mengikuti. Misal, suatu daerah dinyatakan berada di PPKM level 3, lalu cakupan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap PTK dibawah 40 persen maka dilarang adanya PTM terbatas. Pembelajaran dilakukan secara jarak jauh sepenuhnya. 

Sementara itu seluruh jamaah umrah dari Indonesia menjalani karantina di Jeddah selama lima hari dengan lancar. Setelah menjalani dua kali swab PCR, menunjukkan hasil negatif. Sehingga seluruh jamaah bisa meninggalkan hotel karantina di Jeddah lalu menuju ke Madinah.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) M. Azhar Gazali mengatakan pada Rabu (29/12) dini hari kemarin rombongan jamaah atau tim advance tiba di Madinah. "Alhamdulillah kami menjalani karantina di Jeddah dengan lancar. Semuanya negatif Covid-19," tuturnya.

Azhar mengatakan rencana awal rombongan jamaah dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok yang ke Madinah dahulu baru ke Makkah, dan kelompok yang langsung ke Makkah. Tetapi akhirnya diputuskan seluruh jamaah ke Madinah terlebih dahulu. Dia mengatakan rombongan berada di Madinah selama lima hari. Tujuan kunjungan ke Madinah ini adalah untuk mengamati protokol kesehatan yang berlaku. Khususnya protokol kesehatan di Masjid Nabawi. Sehingga mereka nantinya bisa menyampaikan langsung ke calon jamaah umrah.

Meskipun Arab Saudi masih dirundung pandemi Covid-19, Azhar mengatakan situasi di Masjid Nabawi cukup ramai. "Meskipun tidak seramai kondisi normal," tuturnya.  Dia menjelaskan untuk masuk ke pelataran Masjid Nabawi tidak ada pemeriksaan. Begitupun saat menjalankan salat di Masjid Nabawi juga tidak ada pemeriksaan aplikasi Tawakalna milik pemerintah Saudi. Saf salat di Masjid Nabawi juga sudah dirapatkan. Namun seluruh jamaah tetap wajib menggunakan masker.

"Aplikasi Tawakalna baru digunakan saat jamaah akan mengunjugi Raudhah," tuturnya. Raudhah adalah tempat bagian Masjid Nabawi yang dekat dengan Makam Nabi Muhammad. Di dalam aplikasi tersebut, setiap jamaah sudah diatur jadwal masuk ke Raduhah. Jamaah atau tim advance dari Indonesia mendapatkan jadwal masuk ke Raudhah pada Rabu (29/12) pukul 10.00 waktu setempat. Dengan pengaturan ini, kondisi di Raudhah sangat tertib.(mia/lyn/wan/ted)

Laporan JPG, Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook