JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Badan Anggaran (Banggar) DPR memberikan dukungan penuh kepada pemerintah atas upaya nyata menemukan obat dan vaksin untuk antisipasi Covid-19, hasil karya anak bangsa.
Obat Covid-19 hasil kerja sama TNI Angkatan Darat, Badan Intelijen Negara (BIN) dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya serta didukung oleh Kimia Farma merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah mendorong upaya pemulihan kesehatan rakyat.
"Saya kira, wajib kita apresiasi kegigihan dari berbagai pihak dalam upaya menemukan obat dan vaksi di dalam negeri. Ini wujud ikhtiar nyata yang seharusnya patut kita banggakan bersama," ujar Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, MH Said Abdullah dalama keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, di Jakarta, Jumat (21/8).
Menurutnya, pandemi Covid-19 telah berkembang sedemikian rupa, menjadi ancaman nyata bagi kesehatan umat manusia di seluruh dunia. Karena itu, upaya bahu membahu dan gotong royong menemukan obat Covid-19 patut didukung oleh segenap anak bangsa.
Sebab, kata Said, apabila pandemi ini berlarut-larut, maka dunia akan menghadapi ancaman kehancuran ekonomi yang jauh lebih serius, termasuk juga angka kematian diberbagai negara yang kemungkinan akan terus meningkat.
"Begitu beratnya beban kesehatan, sosial dan ekonomi yang harus ditanggung oleh warga dunia. Karena itu berbagai negara berpacu dengan waktu menemukan obat dan vaksin untuk mengatasi Covid-19," tegasnya.
Said juga tidak menutup mata soal adanya pro dan kontra beberapa soal obat dan vaksin Covid-19 ini. Namun, ia menyarankan alangkah bijaknya jika perbedaan ini diselesaikan melalui mimbar akademik-klinis.
Sebab persengketaan opini para ahli di media massa justru akan menimbulkan ketidakpercayaan publik atas pihak-pihak yang sedang berupaya menemukan obat dan vaksin.
"Jadi, jika para ahli menemukan beberapa kelemahan proses dan prosedur akademik-klinis, maka alangkah baiknya dibicarakan dan diselesaikan melalui mimbar atau forum yang pas," tegasnya.
Lebih lanjut, ia mendukung langkah BP POM dan Menteri Kesehatan (Menkes) bila telah memenuhi ketentuan medis dan peraturan perundang-undangan untuk segera menerbitkan surat izin edar obat.
"Saya mendorong sesegera mungkin Menkes memasukkan kombinasi obat baru tersebut dalam protocol kesehatan pada pasien treatment Covid-19 dan pendistribusiannya secara nasional bila izin edar obat tersebut telah dikeluarkan oleh BP POM," ujarnya.
Sebelumnya, BP POM telah mengeluarkan rekomendasi terkait calon obat dan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri ini. Rekomendasi tersebut antara lain pemberian izin uji klinis pada 3 Juli 2020 terhadap subyek yang dipersyaratkan sebanyak 696 pasien relawan. Pelaksanaan uji klinis diawasi dan diverifikasi oleh BP POM dan Tim Komisi Nasional Obat.
Setelah mendapat izin uji klinis oleh BP POM, peneliti Unair bekerja sama dengan BIN dan TNI AD telah melaksanakan uji klinis secara multicenter di beberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Secapa TNI AD, Rumah Sakit Polri, Poliklinik BIN, Rumah Sakit Unair, dan gedung isolasi Lamongan sejak 7 Juli sampai 4 Agustus 2020 dengan melibatkan 754 relawan.
Diketahui, Sejak Covid-19 muncul di Wuhan, Cina akhir tahun lalu, hingga kini telah menjangkiti 22,57 juta warga dunia. Hal ini mengakibatkan 791 ribu manusia meninggal dunia.
Di Indonesia Covid-19 telah menjangkiti lebih dari 144,9 ribu warga. Bahkan penyakit dengan daya penularan yang tinggi ini menyebabkan 6.346 anak bangsa meninggal dunia.
Presiden Joko Widodo sendiri telah mendorong calon vaksin dari Sinovac Biotech Ltd menjalani uji klinis fase tiga di Universitas Padjajaran. Harapannya, target tahun depan untuk mendapatkan vaksin sebagai cara pencegahan medis terhadap Covid-19.
"Ingat jangan sampai ada mafia binis perdagangan obat yang coba-coba bermain demi keuntungan pribadi," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi