NYARIS BAKU-TEMBAK DENGAN SATGAS KKP

Kapal Pencuri Ikan di Natuna Dilindungi Cina

Nasional | Senin, 21 Maret 2016 - 12:19 WIB

  Kapal Pencuri Ikan di Natuna Dilindungi Cina
Kapal patroli penjaga pantai (coast guard) Cina.(INTERNET)

BATAM (RIAUPOS.CO) – Protes keras dilayangkan kepada Cina oleh Satgas Pemberantasan Illegal Fishing (Satgas 115) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebab, negara itu, melalui patroli penjaga pantainya, menghalangi pemerintah Indonesia saat melakukan penangkapan kapal yang melakukan illegal fishing di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meradang melihat arogansi negara Cina tersebut. ”Seharusnya negara tidak boleh berada di belakang aksi illegal fishing. Seharusnya mereka menghormati wilayah kedaulatan kita,” tuturnya dengan tegas saat melakukan konferensi pers di kediamannya, Jakarta, Minggu (20/3/2016).

Baca Juga :BPKAD Dumai Perdana Gunakan Fisik KKPD di Riau

Susi menyampaikan, KP Hiu 11 melakukan upaya penangkapan terhadap KM Kway Fey 10078, sebuah kapal pelaku illegal fishing asal Cina, di Perairan Natuna, pada Sabtu (19/3/2016).

Proses penangkapan tidak berjalan mulus, lantaran ada campur tangan dari kapal coastguard  Cina, yang secara sengaja menabrak KM Kway Fey 10078.  Hal itu diduga untuk mempersulit KP Hiu 11 menarik masuk KM Kway Fey 10078.

Kapal tersebut terdeteksi sebagai target operasi (TO) pada hari Sabtu (19/3/2016), pukul 14.15 WIB, dengan posisi kapal di wilayah Indonesia. “TO kemudian dikejar dan diberhentikan, namun kapal tidak mau berhenti,” kata Susi.

Pihak kapal pengawas lalu memberikan tembakan peringatan. Namun, kapal tersebut tetap berusaha melarikan diri dengan zig-zag, sehingga KP Hiu mendekat dan tidak bisa menghindari tabrakan.

“Tiga orang personel KP Hiu 11 melompat ke kapal tangkapan dan berhasil melumpuhkan delapan ABK kapal tangkapan, yang akhirnya dipindahkan ke KP Hiu 11. Sebuah tindakan yang sangat berani dan kita apresiasi,” lanjut Susi.

Setelah pemindahan delapan ABK ke KP Hiu 11, selanjutnya mereka coba membawa atau menarik KM Kway Fey 10078. Namun, lanjut Susi, dalam perjalanan pengawasan, tiba-tiba muncul satu kapal coastguard Cina mengejar KP Hiu 11.

“KP Hiu 11 mencoba menghubungi lewat radio dan tidak ada jawaban, kemudian KP Hiu 11 menghubungi Lanal untuk memberitahukan perihal kejadian tersebut,” kata Susi.

Selanjutnya, tutur dia, kapal coastguard Cina dengan kecepatan 25 knots mendekati KP Hiu 11 dan tangkapannya yakni KM Kway Fey 10078.  Setelah mendekat, kapal Cina menyoroti dengan lampu sorot kemudian menabrak kapal tangkapan.

“Setelah kapal tangkapan berhenti, dan melihat ada tiga orang anggota KP Hiu 11, mereka pun tidak jadi naik (ke atas), namun tetap mengawasi,” ungkap Susi.

Lantaran kapal tangkapan rusak akibat ditabrak kapal coastguard Cina, sehingga tiga personel KP Hiu 11 memutuskan untuk kembali ke kapal KP Hiu 11, dan meninggalkan kapal tangkapannya.

“Jadi kapal ikan Cina itu ditabrak oleh kapal coastguard-nya sendiri,” ucap Susi.

Kapal coastguard China kemudian merapat ke kapal tangkapan pada Minggu (20/3/) pukul 01.45 dini hari.  KP Hiu 11 sendiri meninggalkan kapal tangkapan tersebut untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, karena pada saat yang sama muncul kapal coastguard Cina kedua, yang jauh lebih besar daripada kapal yang pertama.

“Jadi kejadian nabraknya itu, waktu KM Kway Fey 10078 mau dibawa ke Natuna. Ketika mau masuk territorial, ditabrak oleh kapal coastguard Cina,” kata Susi.

Tak hanya itu, ancaman pun diberikan kepada kapal Patroli Hiu 11 dengan senjata saat mengamankan barang bukti tangkapan. Hal ini menyebabkan kapal KP Hiu 11 pun mundur dan kembali ke teritorial.

”Trawlnya dibuka, sangat besar, berarti mereka memang sedang melakukan pencurian ikan,” tutur Danlanal Ranai, Natuna, Kolonel Laut (P) Arif Badrudin.

Dari proses penangkapan yang panjang itu, untuk sementara ini baru diamankan delapan ABK KM Kway Fey 10078, dan diarahkan ke Pulau Tiga Natuna untuk diproses lebih lanjut. Sementara barang bukti, yakni KM Kway Fey 10078 sendiri sudah dibawa oleh kapal coastguard Cina.

Susi menegaskan bahwa kejadian tersebut tidak dapat ditolerir. Pasalnya, ini kejadian telah berulang dari kasus tahun 2013 lalu.

”Saya akan meminta penjelasan dari Duta Besar Cina untuk memperoleh penjelasan sikap pemerintah. Pengejarannya akan bersama dengan Interpol,” tuturnya.

Tak hanya itu, bersama dengan Kementerian Luar Negeri pihaknya akan mengirimkkan protes dalam bentuk dokumen nota diplomasi kepada pemerintah China.

Satgas 115 pun akan menghadirkan KRI dengan frekuennsi lebih banyak untuk menangkal aktivitas kapal Cina. Khususnya di Laut Natuna yang diklaim merupakan milik mereka. Selain itu, pihaknya pun akan menggunakan asset udara berupa helikopter untuk melakukan pengawasan di daerah perbatasan. (ius/jpg/zar)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook