BRIN Modifikasi Cuaca di Riau, Kalteng, dan Kalbar

Nasional | Minggu, 20 Agustus 2023 - 10:32 WIB

BRIN Modifikasi Cuaca di Riau, Kalteng, dan Kalbar
Ilustrasi (AFIAT ANANDA/RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Upaya menekan polusi di kawasan Jakarta dan sekitarnya melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan resmi dilakukan mulai kemarin (19/8). Sebanyak satu sorti atau penerbangan menyemai awan supaya turun hujan. Percobaan pertama itu belum membuahkan hasil.

Koordinator Laboratorium TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengatakan, satu penerbangan untuk menyemai awan itu dilakukan dengan target seputaran Gunung Gede Pangrango. ’’Membawa 800 kg garam untuk ditaburkan di awan,’’ katanya.


Dengan taburan garam itu, sekumpulan awan bisa segera menjadi hujan. Namun, misi hujan buatan tersebut belum  maksimal. Dengan kata lain, menurut Budi, tingkat musim kemarau lumayan tinggi.

Menurut laporan yang dia terima, hujan baru turun pukul 18.00 di Ciomas, Bogor. Itu pun hanya gerimis dan sebentar. Di Cigombong hujan turun dalam skala sedang, namun hanya beberapa menit.

Usaha membuat hujan buatan untuk mengurangi polutan di Jakarta dan sekitarnya itu direncanakan hingga 21 Agustus. Budi menuturkan, pada hari pertama kemarin, tim memutuskan tidak menabur garam atau menyemai awan di langit Jakarta. ’’Hasil observasi kawan-kawan yang terbang, di atas Jakarta belum ada potensi,’’ ujarnya. Potensi yang dimaksud adalah sekumpulan awan yang berpotensi jadi hujan ketika ditaburi garam (NaCl).

Dia menjelaskan, secara ilmiah, hujan bisa menekan tingkat polusi. Pasalnya, polutan yang mengambang di udara bisa terseret air hujan sampai turun ke bumi. Kondisi yang terjadi sekarang, sejak beberapa hari terakhir tidak ada hujan di Jakarta dan sekitarnya. Akibatnya, pada jam-jam tertentu, polusi di ibu kota cukup pekat. Bahkan, sekadar melihat birunya langit menjadi fenomena yang langka.

Tim TMC BRIN saat ini juga melakukan misi hujan buatan di daerah lain. Namun, fokusnya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan Kalimantan Tengah. Berikutnya, akan ditambah lagi di wilayah Kalimantan Barat. ’’Operasi ini atas permintaan BNPB,’’ tandasnya.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mulai melakukan upaya penegakan hukum terkait penanganan polusi di Jakarta. Salah satunya dengan menerjunkan seratus personel teknis fungsional di bawah komando Dirjen Gakkum KLHK Rasio Ridho Sani.

Tim itu melakukan pengawasan terhadap sumber pencemaran udara tidak bergerak. Seperti PLTU/PLTD, industri, pembakaran sampah, limbah elektronik, dan sejenisnya. Pengawasan emisi gas buang juga dilakukan, baik di instansi pemerintah maupun swasta.

Menteri LHK Siti Nurbaya menuturkan, tim operasi lapangan melakukan supervisi dan pengawasan keketatan emisi kendaraan bermotor. Juga, pengawasan ketaatan pembangkit energi listrik PLTU atau PLTD. ’’Tim lapangan sudah harus bekerja,’’ ucapnya.(wan/c18/fal/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook