JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Masa pelunasan biaya penyelenggaraan iba-dah haji (BPIH) 2019 dimulai Selasa (19/3). Kementerian Agama (Kemenag) mencatat jumlah pelunasan sepanjang hari kemarin ada 19.401 orang. Jumlah ini tidak seramai pelunasan hari pertama BPIH tahun lalu.
Tahun lalu tercatat sebanyak 26.396 orang jamaah calon haji (JCH) melunasi BPIH pada hari perdana. Tetapi jika dibandingkan dengan pelunasan hari pertama BPIH 2017 silam, tahun ini lebih baik. Kemenag mencatat pelunasan hari pertama BPIH 2017 berjumlah 18.686 JCH.
Kasubdit Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler Kemenag Abdul Hanif menuturkan pelaksanaan pelunasan BPIH 2019 hari pertama berjalan lancar. ’’Dari jumlah 19.401 orang (yang melunasi, red), terdata 237 orang yang menggunakan non-teller,’’ katanya.
Menurut dia, catatan jumlah pelunasan tersebut masih dalam kewajaran. Sebab baru berjalan hari pertama. Hanif mengingatkan bahwa tahun ini pelunasan tidak harus dilakukan melalui teller di bank. Tetapi juga bisa melalui sistem e-banking atau non-teller.
Sehingga jamaah tidak harus ke bank untuk antri melakukan pelunasan ongkos haji. Hanif mengatakan tahun ini merupakan pertama kalinya ada layanan pelunasan BPIH dengan sistem non-teller. Untuk BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri (BSM) layanan non-teller dilakukan melalui sistem e-banking. Sedangkan untuk Bank Muamalat Indonesia (BMI) menggunakan mesin ATM.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Muhajirin Yanis mengatakan, setiap harinya pelunasan BPIH ditutup pukul 15.00 WIB. Dia mengatakan, Kemenag sudah menetapkan kuota haji tahun ini sebanyak 221 ribu orang. Terbagi sebanyak 204 ribu untuk haji reguler dan 17 ribu untuk haji khusus. Kemudian untuk kuota haji reguler itu, sebanyak 202.487 kuota jamaah dan 1.513 kuota untuk tim petugas haji daerah (TPHD).
’’Artinya hampir 10 persen kuota jamaah haji reguler yang sudah terlunasi sampai dengan sore ini,’’ katanya kemarin.
Sementara jamaah Pekanbaru juga sudah bisa melakukan pelunasan BPIH, kemarin. Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Pekanbaru, Defizon Noer mengatakan sampai kemarin sudah ratusan jamaah yang melunasinya. Jamaah memang sudah lama ingin melunasi biaya haji tersebut.
“Hari pertama sebanyak 405 orang JCH sudah melunasi BPIH,” katanya.
Peralatan Terbatas, Hanya Bisa Diikuti 50 JCH
Perekaman biometrik JCH pada hari pertama, Selasa (19/3), hanya bisa diikuti 50 jamaah. Keterbatasan peralatan VFS Tasheel menjadi salah satu penyebab lambatnya pelayanan itu. Ruangan yang sempit turut menjadi keluhan jamaah lainnya. Sekitar pukuk 07.30 WIB, para JCH sudah tiba di depan kantor Tasheel.
Kantor itu berdekatan alias satu gedung dengan gedung Kantor Pos yang ada di Jalan Adi Sucipto. Dekat jembatan layang Pasar Pagi Arengka. Sampai di kantor itu, para JCH Pekanbaru masih sedikit kebingungan mencari ruangan tempat rekam biometrik. Sebagian besar jamaah sudah mengetahui karena sudah melakukan survei lokasi satu hari sebelumnya. Ada juga jamaah yang sudah mengetahui lokasi itu dapat info dari pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Sebagian jamaah memang merasa ada yang sedikit kurang nyaman. Bukan karena pelayanan petugasnya. Namun karena ruangan tempat perekaman yang tidak seperti yang dibayangkan. Ruangannya tidak terlalu besar. Beberapa saat berada di luar ruangan itu, para jamaah disambut pihak petugas dari Kemenag Pekanbaru dan pihak KBIH. Didampingi agar jamaah tidak semakin bingung.
Sesaat kemudian para jamaah dipersilakan masuk ke ruangan. Kursi telah dipersiapkan pihak penyelenggara perekaman. Jamaah harus menunggu lagi di ruangan itu, menunggu antrean. Saat dipangggil petugas baru bisa mengikuti tahapan proses perekaman. Mulai dari sidik jari, iris mata dan kelengkapan dokumen milik jamaah. “Pelayanannya sangat baik. Hanya perlu sekitar 15-20 menit saja mengikuti perekaman itu. Namun ruangannya sempit dan jadi panas. Jadi kalau diturut ya nggak nyaman saat di dalam,” ungkap Tin salah satu jamaah.
Petugas yang melayani jamaah Pekanbaru hanya satu meja. Satu komputer. Selebihnya petugas itu melayani jamaah umrah dan lainnya. Jadi tidak hanya jamaah Pekanbaru saja di ruangan itu. Ada jamaah asal Kampar dan jamaah umrah. Ruangan yang tidak terlalu besar itu jadi sedikit kurang dingin. Meski sudah ada beberapa AC yang menempel di dinding tembok ruangan itu di bagian atasnya. Sementara jamaah yang kurang merasa nyaman juga sekali kali keluar dari ruangan itu.
“Saya jamaah dari Kampar. Yang dari Kampar juga di sini rekam biometriknya,” ungkap Ir, jamaah yang mengaku dari Kampar itu.
Mulai tahun ini, rekam biometrik dilaksanakan sebelum proses visa, artinya biometrik sebagai salah satu syarat penerbitan visa. Untuk JCH Pekanbaru proses biometrik dilaksanakan di Pekanbaru. Jika sebelumnya di laksanakan di embarkasi Batam.
Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Pekanbaru, Defizon Noer mengatakan, pelaksanaan perekaman hanya dapat melayani 50 jamaah setiap harinya. Ia berharap perekaman itu bisa diikuti sebanyak 150 jamaah setiap harinya. Sehingga proses rekam biometrik dapat dituntaskan sekitar sepekan.(wan/jpg/ilo)