JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Kementerian BUMN menyiapkan sejumlah opsi untuk menyelesaikan kemelut di Jiwasraya. Antara lain, restrukturisasi utang hingga suntikan modal melalui pembentukan holding dan anak perusahaan.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menjanjikan, pihaknya memprioritaskan pembayaran polis asuransi yang jatuh tempo. Dananya bersumber dari penempatan investasi di salah satu anak usaha Jiwasraya, yakni Jiwasraya Putra.
Nilai investasi dari investor baru ke Jiwasraya Putra tersebut ditaksir mencapai Rp3 triliun. Meski demikian, hingga kini belum jelas latar belakang maupun kemampuan investor baru untuk menyuntikkan modal baru ke Jiwasraya. "(Realisasi investasi) diharapkan masuk kuartal pertama (2020)," ujar Arya di Jakarta, kemarin (19/1).
Sebelumnya dikabarkan, ada empat investor yang berminat menyehatkan Jiwasraya. Namun, Kementerian BUMN masih enggan menyebutkan detail investasi itu karena bersifat rahasia strategis.
Selain dari tambahan modal di anak perusahaan, Kementerian BUMN mengincar dana dari pembentukan holding BUMN asuransi. Arya memproyeksikan, pembentukan holding dapat menyerap investasi hingga Rp2 triliun. Investasi tersebut diharapkan masuk pada kuartal ketiga 2020. "Tujuannya (pembentukan holding, red), ini salah satunya agar dapat dana. Tapi, kan ada proses dan tidak gampang. Jadi, kalau kita harapkan, bisa dapat total Rp5 triliun kan syukur," ujar komisaris Inalum tersebut.
Dengan dana dari dua aksi korporasi tersebut, Kementerian BUMN mengharapkan separuh dari total polis yang jatuh tempo di Jiwasraya bisa dibayar mulai kuartal pertama 2020. "Nanti sisanya kami tahapkan lagi," tegasnya.(agf/c5/noe/jpg)