MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Pihak Sektor I Daker Makkah terus mematangkan teknis pelaksanaan ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Wukuf dilaksanakan di Arafah, mabit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar di Muzdalifah, dan melontar jumrah di kawasan Mina. Selain itu, ada juga mabit di Mina.
Pembahasan teknis, rute, dan jadwal keberangkatan jelang Armina ini dilakukan pihak Sektor I yang dipimpin Ayub Alkatiri, Kamis (16/8) malam. Pertemuan dihadiri para ketua kloter, para kepala rombongan (karom), para kepala regu (karu) dari lima kloter di Hotel Rehab Al-Mahabbah.
Dilakukan juga qur’ah atau pengundian untuk keberangkatan. Keberangkatan masing-masing kloter dimulai pada Ahad pagi (19/8) dengan bus. Kloter yang mendapat qur’ah pertama akan berangkat duluan. Demikian juga seterusnya. Masing-masing kloter disiapkan tiga bus. Bus-bus tersebut akan bolak-balik untuk membawa jamaah yang belum berangkat.
Pada Senin (20/8) dijadwalkan wukuf di Arafah. Setelah wukuf berlanjut ke Muzdalifah untuk mabit dan bersiap mengambil batu untuk melontar jumrah Aqabah. Lalu dilanjutkan dengan melontar di Jamarat. Setelah itu tahallul awal dan JCH sudah bisa melepas pakaian ihram kendati belum semua larangan ihram bisa dilanggar.
Di hari berikutnya mabit di Mina dan kembali melontar jumrah. Di sini, masih terdapat beda pandangan. Sebab, ada yang tetap mabit di Mina Jadid, dan ada yang ingin mabit di sekitar Jamarat dan bisa kembali ke hotel.
“Kami dari panitia haji tetap menganjurkan mabit di tempat yang sudah disediakan pemerintah. Tapi kalau mau mabit di sekitar Jamarat, dipersilakan,” ujar Ayub.
Pihak panitia tak bisa melarang jamaah yang ingin mabit di sekitar Jamarat. Akan tetapi, semua risiko harus ditanggung sendiri.(muh)