Total Utang Luar Negeri 358,7 Miliar Dolar AS

Nasional | Kamis, 17 Mei 2018 - 11:55 WIB

Total Utang Luar Negeri 358,7 Miliar Dolar AS
Kepala Departemen Ko­mu­nikasi BI, Agusman. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2018 tumbuh melambat. Total ULN per Maret 2018 tercatat sebesar 358,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar 184,7 miliar dolar AS. Sementara utang swasta tercatat sebesar 174,0 miliar dolar AS.

Catatan BI, utang Indonesia pada akhir Maret 2018 tersebut tumbuh sebesar 8,7 persen ( year-on-year/yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 10,4 persen (yoy).

Baca Juga :Industri Hitung Ulang Biaya Produksi

Kepala Departemen Ko­mu­nikasi BI, Agusman mengatakan, perlambatan pertumbuhan ULN tersebut disebabkan oleh ULN sektor pemerintah dan sektor swasta yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

“Hingga akhir triwulan I 2018, ULN pemerintah ter­ca­tat sebesar 181,1 miliar dolar AS yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara), yang dimiliki oleh non-residen sebesar 124,8 miliar dolar AS dan pinjaman kreditur asing sebesar 56,3 miliar dolar AS,” kata Agusman dalam keterangan tertulis, Selasa (15/5).

Menurutnya, ULN yang dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan tingkat investasi dan infrastruktur. Namun juga dilakukan untuk peningkatan pendanaan hijau yang lebih ramah lingkungan.

ULN Pemerintah pada ak­hir triwulan I 2018 meningkat 3,8 miliar dolar AS dari triwulan sebelumnya.

“Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk sebesar 3 miliar dolar AS, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai 1,25 miliar dolar AS,” lanjut Agusman.

Sementara di sisi Surat Berharga Negara, investor asing masih mencatat net buy SBN pada triwulan I 2018. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk se­besar 3 miliar dolar AS, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework se­nilai 1,25 miliar dolar AS, sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan.

Perkembangan ini, lanjut Agusman, tidak terlepas dari kepercayaan investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi. “Salah satunya ditopang peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018,” ungkap Agusman.

Agusman menilai Perkembangan ULN total pada triwulan I 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34 persen.

“Apalagi struktur ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1 persen dari total ULN,” katanya.

Ditegaskan, bahwa BI selalu berkoordinasi dengan Pemerintah dalam memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu. Langkah ini untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.(ce1/ipy/lim)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook