JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan wabah virus corona Covid-19 sejak pertengahan Maret 2020 di ibu kota sudah benar-benar mengkhawatirkan.
"Kondisi di Jakarta pada saat itu sudah mulai makin mengkhawatirkan," tegas Anies didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat rapat virtual dengan Tim Pengawasan DPR Penanggulangan Covid-19, Kamis (16/5).
Anies lantas memerinci peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta, yang kenaikannya sangat signifikan dalam waktu yang cepat.
Dia menjelaskan pada 8 Maret 2020, ada tujuh kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta. Pada 15 Maret atau sepekan kemudian menjadi 95 kasus positif Covid-19.
"Saat itu, 14 Maret mulai kami memutuskan untuk menutup sekolah, dan mengubah kegiatan belajar mengajar dari rumah. Sebelumnya, atau 13 Maret kami tutup semua tujuan wisata milik Pemprov selama dua minggu," kata dia.
Lalu, Anies menambahkan pada 22 Maret, jumlah kasus positif Covid-19 menjadi 319. Artinya, dalam waktu dua minggu atau sejak 7 Maret terjadi peningkatan signifikan. Mulai 7, 95, lalu 319 kasus positif Covid-19.
Sepekan kemudian, atau dari 22 Maret ke 29 Maret meningkat menjadi 645 kasus. Seminggu kemudian atau 5 April, sudah menjadi 1143.
Kemudian, 5 – 12 April meningkat menjadi 2082 kasus.
Di awal paparan, Anies menyebut Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan langkah mitigasi Covid-19 sejak Januari 2020. Ketika itu Covid-19 masih dikenal dengan nama pneumonia Wuhan.
Sejumlah langkah sudah ditempuh Pemprov DKI Jakarta pada saat itu, sampai sekarang ini.
Berdasar informasi di website resmi corona.jakarta.go.id, update hingga 16 April 2020, kasus terkonfirmasi Covid-19 DKI Jakarta adalah 2670. Sebanyak 1601 dirawat, 202 sembuh, 248 meninggal dunia, dan 619 isolasi mandiri. (boy/jpnn)
Sumner: Jpnn.com
Editor: Erizal