JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Masyarakat Indonesia semakin kuat menghadapi bahaya teror. Dibanding beberapa tahun lalu, seperti bom Bali I dan II, bom Ritz Carlton, dll, saat ini masyarakat Indonesia tidak gentar meski sebenarnya bahaya laten terorisme selalu muncul.
Salah satu indikasi ketidaktakutan itu adalah heboh publik di berbagai media sosial yang memperlihatkan fenomena lucu di balik peristiwa Jakarta Attack tersebut.
Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Ali Munhanif menilai, masyarakat Indonesia saat ini lebih tangguh dan cepat bangkit dari duka teror di Kamis pagi itu. Hal itu dapat dilihat dari munculnya aksi-aksi menggelitik sebagai simbol melawan teroris di media sosial maupun lokasi pasca ledakan terjadi.
"Coba dibandingkan dengan Paris Attack. Kegalauan, kebingunan, dan ketidakpastian masyarakat Paris pasca itu memakan waktu seminggu. Sementara kita hanya hitungannya jam. Bahkan, jadi bahan ketawaan di medsos," kata Ali dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (16/1).
Menurut Direktur PPIM UIN Jakarta ini, sikap tangguh masyarakat menunjukkan percaya pemerintah mampu mengatasi terorisme dengan baik dan menyelesaikannya hingga tuntas. "Di Indonesia, orang percaya dengan apa yang disimbolkan Pak Jokowi, kita tidak boleh takut dan percaya," pungkasnya.
Seperti diketahui, Kamis (14/1) lalu, warga Jakarta dikejutkan adanya peledakan bom dan baku tembak di Sarinah. Peristiwa pagi hari itu setidaknya memakan tujuh korban jiwa termasuk pelaku bom.