PLN Turunkan Tarif 900 VA

Nasional | Sabtu, 16 Februari 2019 - 10:15 WIB

PLN Turunkan Tarif 900 VA

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Penurunan harga minyak dunia dan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menurunkan tarif listrik. Penurunan tarif diberikan terhadap pelanggan golongan R-1 900 VA RTM (rumah tangga mampu) mulai 1 Maret 2019 hingga 31 Desember 2019.

Pelanggan golongan R-1 900 VA RTM pun sekarang hanya membayar tarif listrik sebesar Rp1.300 per kilowatt hour (kWh). Turun sebesar Rp52 per kWh dari tarif normal sebesar Rp1.352 per kWh. Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan penurunan tarif listrik tersebut diharapkan dapat mendorong produktivitas masyarakat pelanggan golongan tersebut.

Baca Juga :Tak Bayar Tagihan, PLN Bengkalis Segel Meteran Listrik Sejumlah Kantor OPD Pemkab Bengkalis

“Jangan digunakan untuk ke­gia­tan konsumtif seperti nonton sinetron. Tetapi, untuk mening­katkan produktivitas UMKM (u­­saha mikro kecil menengah, red) dan rumah tangga mumpung listriknya murah,” terangnya, Ju­mat (15/2).

Saat ini jumlah pelanggan listrik R-1 900 VA RTM memang cukup mendominasi. Sebanyak 21 juta pelanggan, dari total pelanggan listrik PLN sebesar 71.917.397 pe­langgan per akhir Desember 2018. Penurunan tarif juga diperlukan lantaran golongan ini merupakan pelanggan listrik yang rentan terdampak fluktuasi kondisi ekonomi.

“Kalau kita lihat golongan rumah tangga pertumbuhannya tidak sebagus industri. Jadi, kita coba berikan insentif,” imbuhnya.

PLN mencatat, pada 2018 silam konsumsi listrik golongan rumah tangga hanya mampu tumbuh sebesar 3,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Paling rendah dibandingkan golongan lain. Untuk golongan industri mengalami pertumbuhan konsumsi sebesar 6,45 persen, bisnis sebanyak 5,96 persen dan lain-lain mampu tumbuh sebesar 6,72 persen. Besaran penurunan tarif tersebut, yakni Rp52 per kWh juga disesuikan dengan kondisi keuangan PLN.

PLN pun menargetkan untuk melakukan efisiensi biaya produksi listrik sebesar Rp 1,5 Triliun agar dana tersebut dapat menutup penurunan tarif listrik golongan 900 VA tahun ini.

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka mengatakan pemberian insentif  tarif ini dilakukan karena PLN berhasil melakukan efisiensi.

“Di antaranya penurunan susut jaringan, perbaikan specified fuel consumption dan peningkatan capacity factor pembangkit,” ujarnya. Selain itu, insentif juga diberikan lantaran harga ICP selama 3 bulan terakhir mengalami penurunan dari 62,98 dolar AS per barel menjadi 56,55 dolar AS per barel.

“Adanya insentif ini, PLN ingin memberikan ruang untuk pelanggan R-1 900 VA RTM agar dapat lebih banyak memanfaatkan listrik untuk menunjang kegiatan ekonominya dan dalam kegiatan kesehariannya,” jelas Made.

Sebab, menurutnya saat ini listrik telah menjadi keperluan dasar masyarakat.

“Seluruh aktivitas masyarakat ditopang oleh pasokan listrik. Insentif penurunan tarif bagi RTM 900 VA ini tidak menyertakan syarat apapun,” tegasnya.

Setelah ini, PLN berencana untuk menurunkan tarif listrik industri untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Penurunan tarif listrik industri dipercaya dapat memberikan multiefek terhadap perekonomian Indonesia dan bisa menambah lapangan kerja. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng mengatakan memang ada ruang untuk penurunan tarif listrik. Sebab, ketiga parameter tarif listrik yakni harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ ICP) mengalami penurunan, inflasi terkendali dan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS stabil. “Nah, kalau kita lihat secara positif  bahwa ada perubahan di parameter-parameter ini, kan bisa (turun). Tetapi, tergantung kepada korporasi,” ujarnya.

Dia menyatakan, seharusnya perubahan tarif listrik bisa dilakukan sebulan sekali sesuai dengan perubahan ICP. Selama ini, tarif listrik dievaluasi setiap 3 bulan sekali. “Kalau tiga bulan kelamaan sebenarnya,” imbuhnya. (vir/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook