Sebab jika Kemenag memiliki niat politik, maka mubalig dengan jutaan viewer itu akan dimasukkan dalam daftar 200 mubalig mereka.
Di antara mubalig yang menyampaikan rasa tidak suka namanya masuk dalam daftar adalah Ustaz Fahmi Salim. Dia menyampaikan permintaan supaya namanya dikeluarkan dalam daftar 200 mubalig itu. Sebab menurut dia, daftar itu berpotensi membuat syak wasangka dan distrust di tengah umat.
’’Saya tidak ingin menjadi bagian dari kegaduhan tersebut yang kontraproduktif dengan dakwah Islam di Tanah Air,’’ jelasnya.
Dia menegaskan tidak pernah mendaftar atau meminta diusulkan masuk dalam daftar Kemenag itu. Fahmi menjelaskan dirinya insya Allah memiliki idealisme dalam berdakwah. Dia mengatakan kecintaannya terhadap NKRI tidak perlu dipamerkan dan diteriakkan.
’’Silakan simak isi khutbah, ceramah, dan tausiah kajian saya,’’ tuturnya.
Terpisah, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menegaskan bahwa daftar mubalig yang dikeluarkan itu hanya sebatas rekomendasi. Nah, rekomendasi diserahkan pada penilaian masyarakat.
”Jadi apakah ingin diikuti atau tidak itu bagaimana kemudian semua orang bisa menilainya. Itu hanya rekomendasi,” kata Puan.
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mujahid meminta Menag untuk membatalkan daftar 200 mubalig yang dirilis pekan lalu. Sodik menilai momen pengumuman itu tidak tepat, karena pemerintah sedang disibukkan isu terorisme, termasuk proses penetapan yang tidak memperhatikan transparansi, kompetensi dan reputasi.