Zaky menuturkan dari informasi sejumlah ahli epidemiologi, menyebutkan bahwa varian Omicron bisa disebut sebagai anugerah. Karena bisa menjadi layaknya vaksin alami. Sebab meskipun memiliki tingkat penyebaran yang lebih cepat, tetapi gejalanya ringan dan tidak berbahaya. Orang yang terkena Omicron, bisa terbentuk antibodinya secara alamiah layaknya orang divaksin.
Haji 2022 Tunggu Keputusan Saudi
Dalam rapat dengan Komisi VIII DPR itu, Menag Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan persiapan penyelenggaraan haji 2022. Ada beberapa poin krusial yang dibahas. Mulai dari kepastian penyelenggaraan haji, urusan kuota, dan skenario pemberangkatan jamaah haji di tengah pandemi Covid-19. Yaqut menuturkan seperti musim-musim haji sebelumnya, kepastian penyelenggaraan haji tahun ini ada di tangan pemerintah Saudi.
"Kepastian tentang ada atau tidaknya penyelenggaraan ibadah haji tahun 2022 masehi, belum dapat diperoleh," tuturnya.
Kemudian soal kuota haji, Yaqut menuturkan biasanya dibahas dalam MoU antara kedua negara. Dalam kondisi normal, sebelum pandemi Covid-19, pembahasan MoU haji dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal sampai dengan Rabiul Akhir menyesuaikan sistem kalender pemerintah Saudi.
Hasil koordinasi dengan pemerintah Saudi, mereka belum dapat melakukan pembicaraan lebih lanjut. Yaqut menegaskan belum adanya pembicaraan soal kuota haji 2022 itu, tidak hanya untuk Indonesia saja. Tetapi juga kepada negara-negara pengirim jamaah haji lainnya.
Yaqut menuturkan saat ini waktu yang tersisa untuk penyiapan pemberangkatan haji semakin mepet. Dalam kondisi normal jamaah haji mulai diberangkatkan pada 4 Zulkaidah atau tahun ini bertepatan dengan 5 Juli. Dengan demikian waktu yang tersisa tinggal empat bulan. Menurut dia dengan cakupan penyelenggaraan haji yang sangat luas, waktu yang tersisa ini sangat terbatas.
Kemudian Yaqut menuturkan Kemenag saat ini menyusun tiga skenario pemberangkatan haji. Ketiga skenario itu adalah pemberangkatan kuota penuh, kuota dikurangi, dan tidak memberangkatkan haji seperti periode 2020 dan 2021.
"Pemerintah sampai saat ini tetap bekerja untuk menyiapkan opsi pertama dengan kuota penuh. Dengan harapan pandemi Covid-19 cepat berakhir sehingga pengiriman jamaah haji kembali normal," katanya.
Meskipun begitu seperti dua tahun sebelumnya, Kemenag juga menyiapkan skema pemberangkatan haji dengan kuota terbatas. Dia menegaskan nantinya jika ada pemberangkatan haji 2022, maka yang berangkat adalah calon jamaah nomor porsi keberangkatan 2020. Kemenag sudah memiliki data calon jamaah yang berhak untuk diberangkatkan tahun ini.
Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto menuturkan pemberangkatan haji reguler merupakan tanggung jawab pemerintah. Meskipun belum ada kepastian kuota, persiapan penyelenggaraan haji harus dilakukan. Dia mengakui bahwa sampai sekarang belum ada pembahasan MoU penyelenggaraan haji antara Saudi dengan negara-negara pengirim jamaah haji, termasuk Indonesia.
"Karena tinggal tersisa sekitar lima bulan, kami siap menggelar rapat-rapat bersama Kemenag dan pihak terkait. Karena waktunya sangat mepet," jelasnya. Yandri mengatakan ada sejumlah pembahasan penting yang harus dikebut. Seperti skenario pengisian kuota haji, besaran kuota, dan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH). Kemudian juga soal pembinaan, pelayanan, serta perlindungan jamaah haji.
Selain itu dari aspek kesehatan, juga harus dipersiapan. Yandri mengatakan sampai saat ini pandemi Covid-19 belum usai. Sehingga musim haji 2022 kemungkinan masih dalam suasana pandemi. Untuk itu syarat-syarat protokol kesehatan dari Indonesia dan Saudi harus dimatangkan. Termasuk urusan vaksinasi yang sesuai dengan aturan di Saudi.(wan/jpg)