JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tiga sisa amunisi ditemukan di TKP pembunuhan Brigadir Joshua di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga. Amunisi berasal dari senpi Glock 17, senpi Glock HS 9 dan Luger.
Pengacara keluarga Brigadir Joshua, Kamaruddin Simanjuntak, menuding sisa amunisi ketiga di TKP Brigadir Joshua ini merupakan milik Ferdy Sambo.
Menurut Kamaruddin, pemilik senjata api jenis Luger yang sisa amunisinya teridentifikasi di TKP Brigadir Joshua sebagai amunisi ketiga merupakan milik mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Senpi jenis Luger ini merupakan senpi otomatis zaman dulu. Laman Military History Fandom menyebutkan pistol Luger merupakan salah satu senjata semi otomatis lawas.
Pistol Luger merupakan evolusi dari senjata Hugo Borchardt C-93, salah satu pistol semi otomatis pertama yang diproduksi pada 1893. Desain pistol Luger dipatenkan oleh Georg J Luger lima tahun setelahnya atau tepat 1898.
“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” ucap Kamaruddin Simanjuntak di acara Sapa Indonesia Pagi salah satu tv nasional, Rabu (14/9/2022) pagi.
“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo,” kata Kamaruddin lagi.
“Ayah Ferdy Sambo itu kan pensiun, terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990,” katanya lagi.
Diketahui, selain amunisi dari senpi Glock 17 dan senpi HS 9, di TKP Brigadir Joshua juga ditemukan sisa amunisi ketiga dari senpi Luger. Menurut Kamaruddin Simanjuntak, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan Brigadir Joshua ini perlu dilibatkan TNI dan PPATK.
“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI, mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.
“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian. Artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja,” katanya.
“Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian,” jelasnya lagi.
Menurut Kamaruddin akan berbeda nasib perwira Polri yang tidak pandai menjilat dalam tugasnya.
“Yang kerjanya baik-baik tidak pandai menjilat sehingga tidak jabatan yang VIP, kan begitu,” kata Kamaruddin.
“Oleh karena itu, ayo dong kalau memang mau membebaskan polisi dari tangan mafia. Ayo dong kita tolong polisi ini, karena sangat banyak polisi yang baik-baik,” jelasnya lagi.
Komnas HAM Beberkan 3 Penembak Joshua
Sebelumnya Komnas HAM juga memunculkan dugaan penembak Brigadir Joshua ada 3 orang. Ada dua hal yang menjadi dasar Komnas HAM menyebut penembak Brigadir Joshua ini ada 3 orang.
Pertama, Komnas HAM mengklaim penembak Brigadir Joshua ada 3 orang berdasarkan pengakuan berbeda Ferdy Sambo dan Bharada Eliezer. Taufan mengatakan adanya perbedaan keterangan Irjen Ferdy Sambo dan Bharada Richard Eliezer terkait pelaku penembakan.
Untuk itu, Taufan meminta penyidik perlu mencari bukti pendukung lainnya untuk membuat terang pelaku penembakan.
“Kaitan dengan tiga penembak, siapa yang penembak itu, pihak FS bilang itu cuma Bharada E,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kepada wartawan, Sabtu (3/9/2022).
“Tapi kalau kata Bharada E bukan cuma dia, maka bisa jadi saja ini tiga orang,” ucapnya soal dugaan pelaku penembak Brigadir Joshua ada 3 orang ini.
“Apa tidak mungkin misalnya penembaknya tiga orang? Poin utamanya adalah meminta penyidik mencari bukti-bukti pendukung yang kuat selain keterangan,” tambahnya.
Fakta kedua penembak Brigadir Joshua berjumlah 3 orang, berdasarkan hasil uji balistik. Kemungkinan itu berdasarkan besar lubang peluru di tubuh Brigadir Joshua.
“Kalau kita lihat dari besarnya lubang peluru yang ada dan juga hasil balistik yang telah kita lakukan, itu yang kemudian saya sebut bisa jadi tiga orang pelakunya (menembak Brigadir J),” katanya.
Temuan polisi ada tiga sisa amunisi di TKP pembunuhan Brigadir Joshua dari senpi jenis Glock 17, HS 9 dan Luger.
Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Edwar Yaman