JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari setahun melanda negeri ini dan berbagai belahan dunia lain menjadi ujian yang sangat berat dari Allah SWT. Karena itu, selain ikhtiar lahir, hal yang lebih penting adalah ikhtiar dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
”Hari ini tidak bisa dipisah-pisahkan lagi, semua menghadapi ujian yang sama, semua harus mendekat kepada Allah SWT. Semua harus berdoa tanpa kecuali, termasuk anggota DPR, Presiden. Anggota DPR pun sudah lebih dari 5 orang yang meninggal dunia.
Tidak ada satupun yang mampu melampaui itu kecuali dengan izin Allah SWT,” ujar Gus Jazil saat memberikan sambutan pada acara Doa Bersama dan Mujahadah Al Asma’ul Husna Melawan Corona yang digelar Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) secara virtual, Selasa malam (13/7/2021).
Dikatakan Gus Jazil, dalam kondisi sekarang ini, semua orang mengeluh mengalami kesulitan. Termasuk para guru diniyah, artis, khatib atau penceramah, pedagang, guru, PNS, termasuk tenaga medis.
”Dokter juga mengalami kesulitan, semua termasuk juga yang ada korelasinya dengan FKDT, lebih dari 600 ulama meninggalkan kita. Tentu ini bencana keilmuan,” tuturnya.
Karena itu, Gus Jazil yang juga Ketua IKA Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini mengapresiasi kegiatan doa bersama yang digelar FKDT dalam menghadapi pandemi Covid-19.
”Pemerintah sudah mengambil kebijakan PPKM Darurat dalam rangka menyelamatkan jiwa semua dari pandemi dengan menutup semua aktivitas. Tapi mudah-mudahan hati kita tidak tertutup oleh pandemi,” urainya.
Dikatakan Gus Jazil, banyak pihak yang protes ketika pemerintah mengambil kebijakan untuk tidak menggelar ibadah haji tahun ini karena dari pihak Pemerintah Arab Saudi juga tidak mengizinkan. Tidak hanya itu, pelaksanaan salat Idul Adha juga ditiadakan.
”Semua itu untuk keselamatan jiwa kita. Sebab, ada qaidah, ‘dar’ul mafasid muqoddam ala jalbil masholih’. Menjauhi kerusakan itu harus lebih diutamakan daripada memperoleh kemaslahatan. Saya mengapresiasi apalagi yang dibaca Asmaul Husna,” katanya.
Gus Jazil mengatakan, pandemi Covid-19 ini adalah bagian dari penampakan sifat Allah. Karena itu, ketika mendapatkan musibah seperti saat ini, selain terus melakukan ikhtiar, hal yang juga harus dikedepankan adalah bersabar dalam menghadapi keadaan yang sulit ini.
”Kita sedang dalam keadaan krisis. Pengangguran meningkat, ekonomi menurun. Mudah-mudahan kita lolos dari kesulitan. Pendekatan yang dipakai pendekatan kesehatan dengan memenuhi fasilitas-fasilitas kesehatan. Kedua pendekatan ekonomi. Tapi keduanya belum sampai ada hasilnya. Ketiga yang lebih adalah pendekatan keagamaan karena kita adalah bangsa yang berketuhanan. Kita ini hamba Allah maka perilaku kita harus sesuai dengan citra Allah. Hendaklah kita berakhlaq dengan akhlaq Allah SWT,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengaku mengetahui betul kesulitan para guru diniyah. Karena itu, dirinya akan menyampaikan aspirasi para guru agar pemerintah memberikan perhatian kepada mereka di tengah berbagai kesulitan yang mereka hadapi.
”Sudah ada skema bantuan, tetapi ekonomi tak bergerak sehingga pemasukan tidak ada. Ini kekhawatiran kita kalau pandemi tak kunjung selesai. Tapi ini semua takdir Allah yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran. Mudah-mudahan kita semua ditempatkan pada takdir Allah yang lebih baik,” ungkapnya.
Gus Jazil mengaku sangat bersedih karena setiap hari selalu mendapatkan kabar duka.
”Tiap hari kita dengar nama-nama teman kita, para tokoh, setiap hari hampir mengucapkan ‘innalillahi wainnailaihi rojiun’. Mudah-mudahan teman-teman semua terhindar dari bencana ini, diberikan kesehatan. Kita hadapi ini dengan penuh kesabaran dan keimanan sebagai orang yang betul-betul mengaku sebagai hamba Allah yang mengamalkan Asmaul Husna yang harus menempel di hati kita,” tutur Gus Jazil.
Dirinya mengajak masyarakat, khususnya umat Islam agar bersama-sama dapat menyelami sifat-sifat Allah yang mulia di dalam kandungan Asma’ul Husna.
”Disitu kita berdoa, disitu kita akan hidup, dan disitu kita akan dimatikan serta dihidupkan kembali,” pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor : Erwan Sani