JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tenaga kesehatan menjadi salah satu hal penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Salah satu tim garda depan yang diandalkan adalah tim promotif preventif (TPP). Rencananya ada 22 tenaga kesehatan yang akan melayani 221.000 jamaah dari 13 embarkasi.
Pada ibadah haji kali ini ada enam dokter umum dan satu dokter spesialis yang menjadi TPP. Selain itu juga ada tiga perawat dan 12 orang dari kesehatan masyarakat.
”TPP kerjanya turun ke lapangan. Tidak sekadar mengenalkan APD (alat pelindung diri, red) ke jamaah,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka. APD yang didistribusikan antara lain masker, payung, sandal kepada jamaah, dan memberikan oralit atau nutrisi cair khususnya saat puncak haji di Armina. Eka menekankan agar seluruh anggota TPP memahami benar petunjuk teknis dan menguasai materi edukasi kesehatan yang akan disampaikan kepada jamaah.
TPP ialah tim yang bertugas melakukan upaya promotif dan preventif kepada jamaah haji Indonesia. Lingkup kerja TPP akan berada pada tiga hal yaitu: promosi kesehatan, perlindungan khusus, dan diagnosis dini. Upaya promotif dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang pengenalan terhadap faktor risiko, gejala, dan pencegahan penyakit. Selain itu juga penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hingga pencegahan terkena heat stroke.
”TPP mesti memahami situasi. Identifikasi lokus (tempat, red) dan waktu kritis. TPP harus bisa memandirikan jamaah,” tutur Eka.
Penyelenggaraan ibadah haji umumnya akan dibagi menjadi tiga fase yakni pra-Armina (Arafah-Mina), Armina dan pasca-Armina. Dalam pelaksanaan tugasnya nanti, TPP akan dibagi ke setiap kloter, sektor, dan daerah kerja. Pada fase Armina, tim dibagi ke setiap pos jaga dan bertugas berdasarkan shift waktu kerja.