MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Puncak ibadah haji akan dilaksanakan dengan wukuf di Arafah. Wukuf dijadwalkan akan dilakukan pada 20 Agustus 2018 mendatang, bertepatan dengan 9 Zulhijjah 1439 H.
Untuk mempersiapkan segala sesuatunya, dilakukan pemantapan pada jamaah calon haji (JCH) Kloter 7 Bth (Batam). Setidaknya ada dua pertemuan, yakni visitasi konsultan ibadah pada Jumat (10/8) malam waktu Arab Saudi (WAS) dan sosialisasi ibadah di Arafah, Musdalifah, dan Mina (Armina), Sabtu (11/8) pagi WAS. Kegiatan ini dilaksanakan di Musala Hotel Rehab Al-Mahabbah, tempat JCH Kloter 7 Bth asal Pekanbaru menginap. Secara bertahap, bimbingan dan visitasi juga dilakukan pada kloter lain.
Selain itu, JCH juga melakukan ziarah (kunjungan) ke lokasi Armina. Ziarah yang difasilitasi Kloter 7 Bth dilakukan pada Kamis (10/8). Ada juga ziarah yang dilaksanakan per rombongan. Ada yang ziarah pada Selasa, juga Rabu. Selain ke Armina, ada juga ziarah ke Jabal Nur (Gua Hira), juga Jabal Rahmah di kawasan Arafah. JCH melihat kesiapan tenda-tenda yang akan ditempati saat wukuf nanti. Juga tempat melontar jumrah ula, wusta, dan aqabah.
Visitasi untuk persiapan ibadah di Armina, Jumat (10/8) diisi Konsultan Ibadah Sektor 1 Makkah Dr KH Ruslan. Dalam kesempatan itu, Ruslan menyampaikan tentang pentingnya wukuf di Arafah. Seluruh rangkaian ibadah haji ini intinya adalah wukuf di Arafah. Maka semua jamaah harus hadir di Arafah. Bahkan mereka yang sakit akan dibawa ke Arafah dengan menggunakan ambulans.
Mengingat pentingnya wukuf di Arafah ini, dia mengingatkan kepada jamaah agar mempersiapkan fisik dan mental. Fisik dipersiapkan dengan menjaga kesehatan jelang wukuf. Apalagi, suhu di Arafah saat wukuf diperkirakan bisa mencapai 52 derajat celsius. Sedangkan mental disiapkan dengan membersihkan hati. Hilangkan segala penyakit hati. Saat wukuf, jamaah hendaknya banyak beristigfar, mohon ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahan.
“Lakukan muhasabah atau introspeksi diri. Mungkin ini yang terakhir bagi kita sebelum ajal menjemput,” ujar Ruslan.
Pada pertemuan Sabtu pagi WAS, lebih banyak ditekankan soal teknis pelaksanaan ibadah di Armina. Pertemuan yang diisi petugas Maktab 6 Ayub Alkatiri membahas lebih detil soal jadwal ibadah di Armina. Ayub menekankan perlunya jamaah taat pada jadwal melontar jumrah yang sudah ditetapkan.
Tidak harus mengejar waktu sunnah. Sebab, jika semua jamaah mengejar waktu sunnah, maka jutaan jamaah akan terkumpul di satu tempat dan satu waktu. Ini yang bisa menyebabkan terjadinya musibah. “Jadi jamaah harus ikuti jadwal yang sudah ditetapkan,” ujarnya..(muh/cr9)