KORBAN TERKAIT COVID-19 DI PEKANBARU

6 PDP Meninggal, 6 Kasus Positif

Nasional | Sabtu, 11 April 2020 - 06:02 WIB

6 PDP Meninggal, 6 Kasus Positif

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pasien positif corona (Covid-19) kembali bertambah di Riau. Total hingga saat ini sudah 13 orang terkonfirmasi corona, di mana satu orang dinyatakan sembuh dan sudah dipulangkan ke rumah. Kasus positif terbanyak di Pekanbaru dengan enam orang. Yang terbaru atau pasien positif ke-13 adalah adalah HMS (43). Warga Kota Pekanbaru itu pernah melakukan perjalanan ke Jakarta pada 16 Maret lalu.

"Saat ini pasien tersebut sudah menjalani perawatan di Pekanbaru. Tim medis juga sudah melakukan tracking kontak siapa saja yang pernah bertemu dengan pasien tersebut," ujar Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar.


Sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) di Riau saat ini dikatakan Gubri total berjumlah 216 orang. Sementara yang masih dirawat sebanyak 119 orang, dinyatakan negatif 87 orang dan yang meninggal ada 11 orang, di mana enam orang di antaranya di Pekanbaru.

"Untuk ODP (orang dalam pemantauan, red) total berjumlah 28.535 dan yang sudah selesai menjalani pemantauan 10.536 dan yang masih berstatus ODP 17.999," jelasnya.

Sementara itu dua PDP di Pekanbaru meninggal dunia, Jumat (10/4). Keduanya, tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar kota. Hasil swab test masih ditunggu untuk memastikan apakah keduanya positif tertular virus corona (Covid-19) atau tidak. Hingga Jumat (10/4), tambahan dua yang meninggal dunia ini membuat total PDP yang meninggal menjadi enam orang di Kota Pekanbaru. Keseluruhan PDP Pekanbaru terdata hingga kini berjumlah 99 orang. Sebanyak 57 di antaranya masih dirawat dan 36 sehat.

Dijelaskan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBB, dua PDP yang meninggal ini berasal dari dua kecamatan yang berbeda. Keduanya seorang pria dan seorang wanita.

"Pertama, Tuan R warga Sialang Munggu Kecamatan Tampan, Meninggal Kamis (9/4). Kedua, Nyonya N warga Bukit Raya daerah yang ODP dan PDP-nya tinggi. Dari data yang kami terima, dia tidak ada riwayat perjalanan, cuma ada gejala mirip Covid-19," urainya.

Di Pekanbaru sendiri terdata enam PDP yang meninggal. Di luar Tuan R dan Nyonya N, empat PDP lainnya adalah NEH, perempuan warga Kecamatan Limapuluh. Kemudian S, lelaki warga Kecamatan Rumbai Pesisir, SB lelaki warga Kecamatan Tampan dan B perempuan warga Kecamatan Bukitraya.

Riau Pos pada Mulyadi kemudian menanyakan tentang informasi dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) yang meninggal dunia dan dikebumikan dengan protokol penanganan jenazah terkait Covid-19. Apakah dosen ini salah satu PDP yang meninggal, dia mengiyakan.

"Dari inisialnya yang saya lihat iya Nyonya N," imbuhnya.

Untuk memastikan apakah dua PDP ini positif Covid-19 atau tidak, saat ini hasil swab test dari laboratorium di Jakarta belum keluar dan masih ditunggu. Dia melanjutkan, jika hasil swab test positif, maka orang-orang yang kontak dengan pasien selama 14 hari terakhir akan dilacak.

"’Tunggu hasil tes, kalau positif, dilacak mundur siapa yang kontak dengan dia," ungkapnya.

Sementara itu pemakaman PDP yang merupakan dosen UIN Suska Riau mendapat pengawalan dari kepolisian saat dimakamkan di Palas, Rumbai. Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu’min Wijaya saat dikonfirmasi Riau Pos mengatakan, mengawal pemakaman dari Satlantas Polresta Pekanbaru dan Polsek Pekanbaru Kota.

"Saat akan dikebumikan dilakukan pengawalan yang merupakan protokol kesehatan dari pemerintah yang harus diikuti," tuturnya.

Hari Ini, Gubri-Wako Pekanbaru Bertemu
Gubri Syamsuar hari ini menggelar pertemuan dengan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT membahas rencana penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kota Pekanbaru. Dua hari sebelumnya, Kamis (9/4) usulan pengajuan sudah disampaikan Firdaus pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Rencana ini akan diterapkan melihat perkembangan di tengah masyarakat terkait wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang terus meningkat. Ditambah lagi, kepedulian masyarakat untuk menerapkan jaga jarak sosial dinilai masih kurang. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBB mengatakan, persiapan penerapan PSBB di Pekanbaru dibahas bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

"Setelah pengajuan (pada Menkes, red), besok (hari ini, red) ada pertemuan dengan Gubri," ungkapnya kepada Riau Pos, malam tadi (10/4).

Penerapan PSBB di Kota Pekanbaru dengan mengikuti arahan dari Kemenkes. Pemko Pekanbaru sudah menyiapkan rencana aksi yang dipersyaratkan untuk pengajuan."Itukan presentasi. Kalau di permenkes (peraturan menteri kesehatan, red) sudah ada itu. Mengenai pedoman PSBB, termasuk kapan prosesnya. Ini koordinasi dengan provinsi," ujarnya.

Bengkalis Darurat Covid-19
Status Kabupaten Bengkalis bukan lagi siaga darurat bencana nonalam akibat Covid-19, tapi menjadi darurat sejak Senin (6/4).

"Bukan siaga tapi meningkat menjadi Darurat Bukan Bencana Nonalam Akibat Covid-19," jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bengkalis H Tajul Mudarris, Jumat (10/4).

Peningkatan status tersebut, kata Tajul, tertuang dalam Keputusan Bupati Bengkalis Nomor: 147/KPTS/IV/2020. Keputusan yang ditetapkan 6 April 2020 tersebut, katanya, ditandatangani Pelaksana Harian (Plh) Bupati Bengkalis H Bustami HY. Ada pun isi keputusan itu tentang Penetapan Status Darurat Bencana Nonalam Akibat Covid-19 di Kabupaten Bengkalis tahun 2020.

Sebagaimana duplikasi yang diterima Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri dari Tajul, melalui SK itu Plh Bupati Bengkalis H Bustami HY mencabut SK Nomor 557/KPTS/III/2020, tanggal 3 Maret 2020.

"Dengan tetapkannya keputusan ini, maka Keputusan Bupati Bengkalis Nomor: 557/KPTS/III/2020 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Nonalam Akibat Virus Corona di Kabupaten Bengkalis tahun 2020, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi," demikian kalimat dalam Keputusan Nomor 147/KPTS/IV/2020.

Pendaftar Kartu Prakerja Lebihi Kuota
Pendaftar calon penerima kartu prakerja yang terdampak virus Covid-19 di Provinsi Riau pada hari terakhir pendaftaran, Jumat (10/4) melebihi kuota. Kuota dari pemerintah pusat untuk penerima kartu prakerja di Riau sebanyak 92.893, sementara total yang mendaftar 139.870 orang.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau Jonli mengatakan, pada pendaftaran tahap awal, ada sebanyak 25.796 orang. Sedangkan pada tahap kedua sebanyak 114.074 orang. Untuk pendaftar tahap pertama, sudah dikirimkan ke Kementerian Tenaga Kerja.

"Hari terakhir yang mendaftar banyak, jadi ada selisih pendaftar dari kuota yang kami terima sebanyak 46.977 orang. Tapi kelebihan ini tetap akan kami ajukan, sesuai arahan Pak Gubernur. Jatah kita memang sebanyak 92.893 orang, mudah-mudahan kelebihan kuota kita ini disetujui. Yang jelas kita kirimkan semua," kata Jonli.

Lebih lanjut dikatakannya, dari para pendaftar tersebut, nantinya akan dilakukan verifikasi oleh tim kementerian. Masyarakat yang sudah mendapatkan bantuan pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) atau dana lainnya tidak bisa menerima lagi kartu prakerja. Penerima kartu prakerja adalah masyarakat yang terdampak Covid-19, seperti yang dirumahkan.

"Termasuk juga para TKI yang kembali ke Indonesia, dan juga para tukang ojek, sopir yang tidak lagi bisa bekerja," sebutnya.

Dijelaskan Jonli, pendaftar kartu pekerja tahap kedua tersebut akan segera dikirim ke Kemenakertrans. Selanjutnya pihaknya menunggu hasil verifikasi dari pemerintah pusat. Kemudian jika sudah ada hasilnya, akan disampaikan kepada penerima kartu prakerja yang akan menerima anggaran hingga empat bulan ke depan.

"Jadi kita tunggu hasil dari pemerintah pusat, berapa orang yang menerima kartu prakerja. Dan Presiden nanti yang akan me-launching-nya, informasinya tanggal 11 April," katanya.(sol/ali/s/esi/ted)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook