JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pengamat intelijen senior Suhendra Hadikuntono mendapat amanat untuk menemui Presiden Joko Widodo.
Dia diminta menyampaikan hasil pertemuan tertutup yang dilakukan para mantan kombatan dan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) serta ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) di Meuligo atau Istana Wali Nanggroe di Aceh Besar, Jumat (10/1).
Pertemuan itu dipimpin langsung Wali Nanggroe Tengku Malik Mahmud yang merupakan mantan perdana menteri GAM dan mantan Panglima GAM Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualeem.
Kabarnya pertemuan ini membahas butir-butir dalam Memorandum of Understanding (MoU) Pemerintah RI dan GAM yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005 yang belum dilaksanakan pemerintah pusat.
Antara lain soal pengibaran bendera Bulan Bintang yang merupakan simbol budaya rakyat Aceh.
Namun, Suhendra memilih bungkam mengenasi berbagai isu yang dibahas dalam pertemuan itu.
"Tak elok kalau saya sampaikan di sini. Ini amanat harus saya sampaikan kepada Bapak Presiden terlebih dahulu. Biarlah Bapak Presiden yang nanti perlu menyampaikan atau tidak menyampaikan ke publik," kata Suhendra.
Jika sudah sampai di Jakarta, Suhendra akan langsung menghadap Jokowi.
Dia berharap mantan Gubernur DKI Jakarta itu responsif. Sebab, menurut dia, persoalan yang dihadapi rakyat Aceh sudah sangat mendesak untuk diselesaikan. (jos/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal