Peringkat Kampus Top Indonesia Turun

Nasional | Minggu, 10 Juni 2018 - 12:49 WIB

Peringkat Kampus Top Indonesia Turun
BERSIH DAN ASRI: Rektorat kampus Universitas Indonesia berdiri megah dengan lingkungan bersih dan asri. Universitas Indonesia masih menjadi kampus terbaik di Indonesia dan berada di ranking 292 kampus top dunia. (INTERNET)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - QS World University Ranking mengeluarkan pemeringkatan kampus sedunia terbaru, QS University Ranking 2019. Hasilnya, peringkat sejumlah kampus papan atas Indonesia melorot dibandingkan tahun lalu. Secara umum masih ada tiga kampus nasional yang masuk top 500 dunia.

Universitas Indonesia (UI) masih menjadi kampus terbaik di Indonesia. Namun peringkat kampus yang berada di Depok itu turun dari ranking 277 tahun lalu, jadi 292 tahun ini. Kemudian Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berada di urutan kedua, turun dari peringkat ke-331 dunia menjadi ke-359. Kampus top lain yang mengalami penurunan adalah Universitas Airlangga (Unair) dari sebelumnya di kelompok peringkat 701-750, turun di kelompok peringkat 751-800.

Baca Juga :Mahasiswa UHTP Kenalkan Rendang Ikan Salai Patin

Sementara itu UGM mengalami kenaikan dari tahun lalu di kelompok posisi 401-410 menjadi peringkat ke-391 tahun ini. Kemudian Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung mengalami kenaikan yang signifikan. Tahun lalu, Unpad tidak masuk jajaran 1.000 kampus dunia. Tapi tahun ini berada di kelompok urutan 651-700. Sementara IPB juga naik dari kelompok peringkat 751-800 menjadi ke kelompok peringkat 701-750.

Rektor Unpad Bandung Tri Hanggono Ahmad cukup antusias menyambut hasil QS 2019 itu. Dia menjelaskan faktor utama yang mengerek posisi Unpad adalah dari indikasi rasio dosen dengan mahasiswa. Faktor lainnya adalah dari aspek reputasi akademik dan reputasi alumni.

Kemudian indikator lain yang belum maksimal adalah performa riset. “Performa riset kami memang belum kuat,” jelasnya, Sabtu (9/6).

Performa riset yang masih belum kuat di antaranya terlihat dari tingkat sitasi atau rujukan ke publikasi karya akademisi Unpad masih sedikit. Sementara itu Rektor Unair Mohammad Nasih mengomentari penurunan peringkat mereka. “Kami sudah berlari sangat kencang. Tetapi yang lain larinya lebih kencang,” tuturnya.

Dia semula memperkirakan Unair bisa berada di kelompok urutan 651-700 dunia. Tapi ternyata malah melorot di kelompok urutan 751-800 dunia. “Academic reputation (reputasi akademik, red) kami turun drastis. Meski jumlah academic peer list kami naik,” jelasnya.

Nasih masih bersyukur bahwa reputasi akademik Unair masih berada di posisi 485-an dunia. Dia menjelaskan hasil QS 2019 dijadikan bahan evaluasi. Untuk meningkatkan reputasi akademik, di antaranya dengan menambah mitra atau academic peer internasional. Selain itu juga meningkatkan intensitas hubungan yang bakal dijalin. “Selama ini (mitra internasional, red) sudah cukup banyak. Tapi belum cukup intens,” jelasnya.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad menuturkan tiap tahun posisi kampus Indonesia relatif naik-turun. “Kenapa UI dan ITB turun, yang paling tahu mereka. Karena mereka memiliki rincian datanya,” jelasnya. Untuk perbaikan ke depan di antaranya peningkatan publikasi dan kerja sama internasional.

Secara keseluruhan, tidak ada perubahan komposisi lima besar kampus terbaik di dunia versi QS. Pertama, diduduki oleh MIT (Massachusetts Institute of Technology). Kemudian disusul oleh Stanford University dan Harvard University. Lalu di peringkat keempat ada California Institute of Technology (Caltech). Formasi urutan ke-1 sampai ke-4 ini tidak berubah dibanding tahun lalu.

Dalam menentukan peringkat sebuah kampus, QS merujuk pada sejumlah indikator yakni reputasi akademik, reputasi alumni, sitasi atau rujukan publikasi ilmiah di masing-masing fakultas, dan rasio dosen dengan mahasiswa. Kemudian juga melihat indikator fakultas atau program pembelajaran internasional serta seberapa banyak mahasiswa asing yang kuliah di kampus tersebut.

Untuk masing-masing indikator tersebut, memiliki bobot berbeda-beda. Paling besar adalah bobot reputasi akademik sebesar 40 persen. Kemudian sitasi dan rasio dosen dengan mahasiswa masing-masing berbobot 10 persen. Sementara untuk kuliah dan mahasiswa internasional, masing-masing berbobot 5 persen. Lalu reputasi lulusan berbobot 10 persen.

Saat ini institusi yang dilakukan pemeringkatan ada 1.233 lembaga. Sebanyak 60 lembaga diantaranya adalah lembaga baru. Sementara khusus dari Indonesia ada sembilan kampus dan satu kampus diantaranya baru ikut pemeringkatan tahun ini.(wan/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook