PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- GELOMBANG kedua penyebaran Covid-19 yang disebabkan virus SARS-CoV2 masih belum usai. Jumlah pasien di Indonesia yang tertular terus meningkat. Per kemarin (9/3), tercatat ada 19 kasus positif baru. Mereka kini diisolasi di sejumlah RS agar tidak menjadi sumber penularan.
Dari 13 kasus tambahan yang teridentifikasi kemarin, lebih dari separuhnya adalah WNI yang baru pulang dari perjalanan ke luar Indonesia. Ke-13 kasus itu teridentifikasi dari hasil pemeriksaan genom sequencing yang dilakukan Kamis (5/3) lalu. Pemeriksaan mendalam itu perlu waktu tiga hari.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, hampir seluruh pasien datang dalam kondisi sakit ringan-sedang. Hanya ada satu yang sakit menjurus ke kondisi berat, yakni kasus 08. Dia adalah suami kasus 07 yang baru pulang dari LN. "Kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen, karena sebelum kontak dengan 07, kasus 08 ini sudah sakit duluan. Yakni, sakit karena diare dan ditambah riwayat diabetes," terangnya.
Selebihnya, rata-rata hanya merasakan flu yang tidak tergolong berat. "Seluruhnya mandiri, di dalam kaitan dengan layanan keperluan dia," lanjut pria yang kemarin resmi menjabat sebagai Dirjen P2P Kemenkes itu.
Dikatakannya, tidak ada pasien yang menggunakan oksigen maupun infus, dan bisa melakukan layanan rawatan sendiri. Bedanya, mereka diisolasi secara fisik dari dunia luar demi mencegah penyebaran. Para pasien itu masih bisa berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya menggunakan ponsel. Karena mereka memang belum bisa ditemui secara fisik tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD).
Karena itu, tuturnya, Presiden sudah berbicara dengan dia untuik meminta agar masyarakat tetap tenang. karena kondisi klinis Covid-19 kali ini sudah berbeda dengan yang terjadi di Wuhan pada awal-awal masa penularan. Gejalanya pun sudah semakin minim. Di antara mereka, terdapat dua WNA yang didapat dari hasil contact tracing kasus 01. Secara keseluruhan, ada tujuh orang yang penularannya terkait dengan kasus 01. Yakni, kasus 02, 03, 04, 05, 10, 11, dan 12. Ada pula yang menjadi subklaster, yakni kasus 13. Dia tertular oleh kasus 03.
Meskipun tidak ada pernyataan langsung, bukan tidak mungkin jumlah pasien positif akan bertambah lagi ke depan. Sebab, saat ini masih ada delapan suspect yang masih menunggu hasil pemeriksaan. Kemudian, pemerintah juga melakukan contact tracing terhadap orang-orang yang pernah berinteraksi dengan para kasus positif.
Karena itu, masyarakat juga diminta mematuhi protokol kesehatan yang dibuat dengan pemerintah. Bukan dengan memborong masker, melain kan dengan rajin cuci tangan dan membiasakan hidup sehat. Juga bagi yang sakit, membatasi kontak dengan orang lain. Yuri juga mengklarifikasi adanya isu bahwa untuk bisa mengikuti tes virus SARS-CoV2, orang harus membayar. Bahkan ada yang disebut-sebut Rp 700 ribu. "Tes corona itu tidak permintaan pasien, tetapi ini adalah kepentingan pemeriksaan dokter," tegasnya.
Selain itu, tes SARS-CoV2 hanya dilaksanakan di Balitbangkes, tidak di tempat lain. Dan di tempat tersebut, tidak ada pungutan biaya apapun karena ditanggung negara. Pihaknya sudah beberapa kali menelusuri isu tersebut, ternyata bukan tes SARS-CoV2. Melainkan hanya informasi yang berasal dari ’katanya’. Sementara belum pernah dilakukan. Yang jelas, seseorang tidak bisa begitu saja meminta dites SARS-CoV2 tanpa rekomendasi dari dokter yang mencurigai bahwa dia memiliki gejala tersebut
Di Riau 7 Suspect Corona Pasien suspect virus corona pertama kali ditemukan di Riau, Selasa (3/3) lalu. Total hingga kemarin ada tujuh pasien suspect yang dirawat di empat rumah sakit di Riau. Sementara secara nasional hingga pukul 17.00 kemarin tercatat 19 kasus positif corona.
Di Bumi Lancang Kuning, dari tujuh pasien suspect tiga dirawat di RSUD Dumai, RSUD Bengkalis, dan Rumah Sakit Puri Husada Tembilahan. Sementara empat pasien lainnya dirawat di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru. Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, ketujuh pasien itu saat ini masih stabil. Mereka dirawat di ruang isolasi masing-masing rumah sakit. "Dari tujuh pasien suspect corona itu, satu di antaranya perempuan. Sedangkan rentang usia pasien dari 18-58 tahun," jelasnya.
Ketujuh pasien tersebut, saat ini juga sudah diambil sampelnya untuk diteliti di Litbangkes di Jakarta. Pihaknya juga masih menunggu hasil uji sampel tersebut. "Kami belum terima hasilnya. Kalau ternyata nanti ada yang positif, pihak kementerian yang akan mengumumkan," ujar Mimi.
Mimi menjelaskan, pasien suspect corona pertama berinisial Mr H. Yang bersangkutan adalah calon jamaah umrah yang gagal berangkat ke Tanah Suci, namun sudah berangkat ke Malaysia. "Yang bersangkutan sempat menginap satu malam di Malaysia sebelum kembali ke Pekanbaru. Setelah sampai di Pekanbaru, Mr H mengalami gejala suspect corona dan langsung dirujuk ke RSUD Arifin Achmad," katanya.
Pasien suspect kedua berinisial Mr A. Ia bekerja sebagai operator loading barang-barang kapal dari luar negeri dari Hongkong, Filipina dan Singapura di Pelabuhan Dumai.
"Setelah melakukan aktivitas itu, ia mengalami gejala suspect corona sehingga langsung dirawat di RSUD Dumai," jelas Kadiskes.
Dijelaskan Mimi, pasien suspect ketiga berinisial Mr Y. Dia merupakan anak buah kapal (ABK) yang sempat singgah di Malaysia. Setelah kembali ke Tembilahan. Mr Y mengalami gejala suspect corona dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Puri Husada. Pasien suspect kelima adalah seorang asisten rumah tangga (ART) berinisial Mrs A. ART tersebut pernah kedatangan tamu dari Malaysia. Saat ini ia dirawat di RSUD Arifin Achmad.
Pasien kelima berinisial Mr S. Yang bersangkutan baru saja pulang dari ibadah umrah pada 5 Maret lalu. Yang bersangkutan sempat singgah di Kuala Lumpur sebelum tiba di Pekanbaru. Pasien keenam berinisial Mr T yang merupakan rujukan dari salah satu rumah sakit di Pekanbaru. "Pasien terakhir yakni Mr B yang saat ini dirawat di RSUD Bengkalis. Ia pernah ke Malaysia. Ketujuh pasien tersebut sudah dikirim sampel ke Jakarta, kami masih menunggu hasil uji sampel. Kalau ada yang positif, maka nanti Kementerian Kesehatan yang umumkan," jelasnya.
Kondisi Pasien Diisolasi Membaik Memasuki hari ketiga warga Bengkalis dirawat di ruang isolasi RSUD sejak Sabtu (7/3) lalu, kondisinya mulai membaik. Perkembangan kondisi pasien suspect corona tersebut disampaikan Wakil Direktur Pelayanan RSUD Bengkalis, Rita Puspa. Dia mengatakan kondisi pasien mulai membaik dan masih berada di ruang isolasi.
"Alhamdulillah, kondisi pasien menampakan ke arah membaik," kata Rita Puspa, Senin (9/3).
Rita Puspa mengaku belum melihat langsung kondisi pasien karena sedang melaksanakan rapat. Namun, ia memastikan kembali bahwa kondisi pasien yang masih berada di ruang isolasi tersebut semakin membaik.
Direktur RSUD Bengkalis dr Ersan Sahputra sebelumnya mengatakan pasien yang masuk RSUD Bengkalis tersebut mengalami demam, batuk dan sesak napas. Dan langsung mendapat penanganan oleh dokter paru.
"Tapi karena dia punya riwayat pekerja di malaysia, dan baru dua hari ini pulang maka kami tetapkan protaf sesuai SOP, maka pasien suspect corona. Namun, ini belum tentu positif," terang Ersan.
Keluarga Dibolehkan Menjenguk Dinas Kesehatan Kota Dumai membolehkan pasien suspect corona yang dirawat di RSUD Dumai dijenguk keluarga. Namun keluarga tetap harus menggunakan baju mirip astronot yang telah disediakan pihak rumah sakit. "Kondisi pasien suspectCorona yang dirawat di RSUD Dumai hingga saat ini semakin membaik. Bahkan pasien sudah bisa dijenguk pihak keluarga dengan mengacu pada SOP di ruangan isolasi," ujar Sekretaris Diskes Kota Dumai dr Syaiful, Senin (9/3).
Ia mengatakan Pemerintah Kota Dumai masih menunggu hasil sampel atau uji laboratorium yang dilakukan tim Diskes Riau yang kini sudah sampai ke Kementerian Kesehatan.
"Apapun hasilnya nanti akan disampaikan ke publik. Kalau hasilnya positif maka yang akan mengumumkan dari Kementerian Kesehatan. Jika hasilnya negatif akan disampaikan juga agar masyarakat Dumai tak resah dengan kasus virus corona ini," ungkap Syaiful.
Meski begitu, ujar Syaiful, pihaknya belum mendapatkan informasi berapa lama hasil sampel akan keluar. Apakah ciri ciri pasien suspect yang dirawat di RSUD Dumai mirip penderita corona? Syaiful mengatakan tidak semua yang kena virus corona dalam kondisi sakit atau demam tinggi. Tetapi ada juga yang tidak demam namun hasil sampel dia menderita virus corona. "Sampai hasil sampel keluar, maka pasien virus corona yang dirawat di RSUD Dumai akan terus menjalani perawatan intensif di ruang isolasi," tutupnya.(byu/mia/wan/jpg/sol/esi/hsb/ ted)
Laporan: JPG dan TIM RIAU POS