JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait penyakit hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui. Terlebih, pembelajaran tatap muka (PTM) segera dilaksanakan dalam waktu dekat.
"Yang jelas, kita tetap terapkan prokes," tegas Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Ahad (8/5).
Secara umum, penyakit hepatitis ditularkan melalui saluran pencernaan. Karena itu, anak-anak harus rajin mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi matang, hingga tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain. Untuk menghindari penularan melalui saluran pernapasan, anak-anak tetap harus menggunakan masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.
Sejauh ini, menurut Nadia, suspect hepatitis akut belum ada karena masih harus dilakukan pemeriksaan lebih dalam dari kasus sebelumnya. Selain itu, belum ada pertambahan kasus baru yang suspect dan probable.
Pada bagian lain, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk menunda PTM dalam upaya menghadapi persebaran penyakit misterius itu. Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI Muzal Kadim mengatakan, rekomendasi belum diberikan lantaran dunia kesehatan juga masih menginvestigasi etiologi hepatitis akut yang telah menyebar ke sejumlah negara tersebut.
Selain itu, pemerintah belum bisa memastikan apakah hepatitis akut tersebut sudah benar-benar masuk ke Indonesia atau belum. Karena itu, tiga anak yang meninggal karena diduga terserang penyakit tersebut masih dalam kategori pending classification. "Sampai saat ini belum ada putusan IDAI untuk menyarankan PTM," ujarnya.(lum/mia/c6/oni/elo/jpg)