Pelaku Bom Bunuh Diri Mantan Napiter

Nasional | Kamis, 08 Desember 2022 - 11:00 WIB

Pelaku Bom Bunuh Diri Mantan Napiter
ILUSTRASI (DOK RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung menghenyakkan semua orang. Pelaku diduga merupakan Agus Sujarno, mantan napi kasus terorisme (Napiter) dalam aksi teror bom panci Cicendo. Langkah deradikalisasi terhadap kelompok terorisme dipertanyakan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan, setelah dilakukan pemeriksaan face recognition dan sidik jari dapat dipastikan pelaku identik dengan Agus Sujarno. Yang merupakan napiter karena kasus aksi bom panci Cicendo. "Pelaku bebas 2021 lalu," paparnya.


Memang Densus 88 Anti Teror terus mengikuti kegiatan dari pelaku. Namun begitu, akhirnya pelaku melakukan bom bunuh diri. Pelaku terhubung dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). "Di TKP kami temukan banyak kertas penolakan rancangan KUHP," terangnya. Khususnya kertas-kertas itu ada yang membahas soal zinah. Namun begitu, Polri masih melakukan pendalaman terkait kasus tersebut. "Kita minta rekan-rekan semua membantu agar tuntas kasus ini," ujarnya.

Untuk jumlah korban, dia mengatakan bahwa hingga saat ini terdapat 11 korban. Sepuluh orang merupakan anggota kepolisian dan satu orang warga masyarakat. "Pelaku meninggal dunia dan ada satu anggota kepolisian juga yang gugur," jelasnya.

Kapolri juga memastikan bahwa langkah deradikalisasi terhadap napiter. Namun, untuk pelaku ini termasuk dalam kategori tanda merah. "Sedangkan deradikalisasi membutuhkan teknik dan taktik," ujarnya. Untuk pelaku ini selama berada di penjara, sangat sulit untuk menerima program deradikalisasi. Pelaku cenderung menghindar ketika diberikan pendekatan. "Susah diajak bicara," paparnya.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar mengatakan bahwa bom bunuh diri ini biasa dilakukan oleh kelompok JAD. Yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan adanya aksi bom susul dari keluarga atau sebagainya. "Jangan sampai terulang," urainya.

Bisa jadi aksi bom bunuh diri ini dipicu oleh penyebab dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri sedang ada RKUHP yang dipandang tidak sesuai syariat Islam sedangkan di luar negeri terdapat banyak bom bunuh diri, seperti Turki dan Thailand. "Ini bisa jadi yang memberikan semangat untuk kembali beraksi," terangnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengutuk keras teror bom di Astana Anyar, Kota Bandung. Respons tersebut disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi. "Karena ini jelas-jelas mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Mencederai agama itu sendiri," katanya di Jakarta, Rabu (7/12).

Menurut Masduki ajaran Islam mengharamkan tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan. Sehingga perbuatan teror bom di kantor polisi itu jelas-jelas bertentangan dengan agama. Kolega Ma’ruf Amin di kepengurusan MUI itu mengatakan, sering kali peristiwa pemboman dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Padahal jauh sekali dengan pemahaman sebuah agama. Akibatnya agama menjadi komoditas atau dikorbankan.

Selain itu, Ma’ruf Amin juga menyampaikan simpati dan empati terhadap seluruh korban bom bunuh diri tersebut. Apalagi dalam perkembangannya ada satu personel polisi yang wafat. "Wakil Presiden ikut berbela sungkawa terhadap korban dan keluarganya," tuturnya.

Kemudian Ma’ruf Amin juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk terus sigap dan waspada. Dengan adanya bom bunuh diri tersebut, menunjukkan bahwa bibit-bibit atau jejaring-jejaring terorisme yang mengatasnamakan agama masih ada di Indonesia.  Bibit atau jaringan ini terus bergerak dan ada yang tidak terpantau. Sampai akhirnya melakukan teror."Oleh karena itu, saya kira pendekatan hulu sampai hilir harus terus dilakukan," katanya.

Pendekatan yang sifatnya hilir adalah pendekatan keamanan. Seperti penyelidikan oleh aparat kepolisian atau sejenisnya. Sedangkan pendekatan hulu dilakukan dengan upaya penyadaran-penyadaran literasi agama. 

Sehingga semua bisa menginterpretasikan agama dengan baik. Tidak melakukan teror atas nama agama, khususnya Islam. Masduki juga mengatakan pihak-pihak yang menganggap teror itu setingan atau sejenisnya, juga harus disadarkan.

Pada kesempatan lain  PBNU juga mengutuk keras teror bom di Astana Anyar. Wasekjen PBNU Suleman Tanjung mengatakan apapun motifnya, teror bom bunuh diri itu tidak bisa dibenarkan. "Kejadian seperti ini sangat mengganggu ketenangan dan kerukungan beragama serta kehidupan berbangsa kita," jelasnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mohammad Mahfud MD langsung bertolak ke Bandung untuk menemui korban dan keluarga korban. Dia pun menyatakan bahwa korban meninggal dunia sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Selanjutnya, dia meminta semua pihak untuk waspada. "Kita punya polisi, punya densus, punya BNPT, dan lain-lain itu (harus) meningkatkan kewaspadaan," kata dia,Rabu (7/12).

Pejabat asal Madura itu menilai kewaspadaan sangat penting meski sejak 2018 jaringan teroris di Indonesia sudah jauh berkurang. "Tapi, masih ada. Buktinya (ledakan bom bunuh diri) hari ini (kemarin, red)," imbuhnya.  

Pria yang pernah bertugas sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun menyebut, tindakan preemtif, preventif, maupun antisipatif harus terus dilakukan. Selain aparat keamanan, dia juga meminta seluruh lapisan masyarakat terlibat.

Mahfud menegaskan bahwa kejahatan terorisme adalah musuh bersama. "Teroris itu adalah musuh kemanusiaan. Bukan pejuang agama apapun teroris itu. Musuh kemanusiaan, musuh bersama, musuh semua penganut agama," tegasnya. Karena itu, Mahfud meminta agar semua pihak bersama-sama kompak melawan teroris. Dia meminta pengertian masyarakat agar aparat penegak hukum bisa menangkap para teroris sebelum beraksi.


Kehati-hatian dari semua pihak, lanjut Mahfud, juga diperlukan dalam ikhtiar memerangi terorisme. Sebagaimana disampaikan oleh kapolri, Mahfud menyebutkan bahwa pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar kemarin merupakan eks narapidana kasus terorisme. "Kemudian bekerja itu lagi secara diam-diam dengan berbagai jaringannya yang sekarang juga kami tangani," bebernya.

Mahfud mengakui jaringan teroris yang sudah tampak mati sekalipun kadang kala masih tetap hidup. Melalui sel-sel, mereka bergerak. "Kalau sudah bergerak bisanya cepat," ujarnya. 

Untuk itu, jaringan-jaringan teroris tersebut tidak boleh didiamkan. Harus terus mendapat atensi. Kemudian, masih kata Mahfud, upaya deradikalisasi juga harus total. Sehingga eks pelaku teror atau teroris benar-benar meninggalkan ideologi mereka dan bisa kembali ke masyarakat.

Terpisah, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menyatakan bahwa pihaknya turut mengirimkan tim ke Bandung. Dia memastikan, koordinasi terus berjalan. "Jadi, dampak dari peristiwa ini kami yakin perlu diwaspadai karena kita tidak ingin ada tempat lain (jadi sasaran teroris)," ujarnya. Menurut Boy, tidak menutup kemungkinan ledakan yang terjadi terkait dengan tewasnya salah seorang pemimpin ISIS beberapa bulan lalu.(idr/wan/syn/das)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook