JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tim evakuasi gabungan terus menyisir daerah di Lombok. Dari data sementara yang berhasil dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 98 orang meninggal dunia, 236 orang luka-luka, ribuan rumah rusak. Diperkirakan jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, belum semua daerah yang terdampak gempa sudah dijangkau petugas Tim SAR gabungan.
”Korban meninggal dunia paling banyak terdapat di Kabupaten Lombok Utara karena wilayah inilah yang parah terkena dampak gempa. Dari 98 orang meningggal dunia akibat gempa, terdapat di Kabupaten Lombok Utara 72 orang, Lombok Barat 16 orang, Kota Mataram empat orang, Lombok Timur dua orang, Lombok Tengah dua orang, dan Kota Denpasar dua orang,” katanyaa.
Data tersebut dikumpulkan hinggal kemarin (6/8) sore pukul 18.00. Menurut Sutopo, sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
”Belum adanya laporan wisatawan asing yang menjadi korban akibat gempa,” ujarnya.
Sementara itu jumlah pengungsi belum dapat dipastikan. Diperkirakan ribuan pengungsi tersebar di berbagai lokasi. ”Bantuan juga belum dapat didistribusikan merata. Selain terbatasnya jumlah logistik yang ada, pengungsi juga tersebar di berbagai lokasi sehingga menyulitkan pembagian bantuan, khususnya di Kabupaten Lombok Utara,” imbuhnya.
Evakuasi wisatawan di Gili Terawangan, Gili Air, dan Gili Meno hingga brita ini ditulis, masih terus berlangsung. Tim evakuasi gabungan awalnya hanya memprediksi ada 1.000 orang yang ada di pulau itu. Ternyata jumlahnya lebih banyak.
”Dipimpin Basarnas, tim evakuasi mengangkut wisatawan dengan perahu menuju Lombok,” tuturnya.
Terpisah, Presiden Joko Widodo memastikan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan bagi para korban terdampak gempa. Terlebih bagi mereka yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan. Namun, terkait besarnya, pemerintah akan terlebih dahulu melihat kondisi lapangan untuk melihat keperluannya.
”Kita akan melihat dulu keadaan di lapangan, baru kita putuskan. Tetapi bahwa akan diberikan bantuan iya, jumlahnya yang belum diputuskan,” ujarnya di sela-sela peninjauan venue pencak silat, TMII, kemarin. Untuk diketahui, saat gempa pertama akhir Juli lalu sendiri, presiden menjanjikan Rp50 juta untuk setiap rumah.
Terkait penanganan pascagempa, Jokowi menuturkan pihaknya sudah menginstruksikan jajaran terkait untuk melakukan penanganan pascagempa dengan sebaik-baiknya. Dia pun menunjuk Menko Polhukam untuk mengoordinasi seluruh jajaran yang terkait dengan ini, baik BNPB, Kemensos, TNI, Polri, dan lainnya.
Sehingga penanganan masalah gempa ini bisa dilakukan secepat-cepatnya. Kepada jajaran aparat negara dan relawan kemanusiaan, mantan Walikota Solo itu meminta memberikan pelayanan terbaik. Tak lupa, Jokowi juga memerintahkan Menko untuk memberikan perhatian kepada para turis.
”Jangan sampai ada pelayanan yang kurang terutama dalam rangka pengaturan jadwal penerbangan,” kata Presiden.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) turut buka suara pascagempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang Lombok. Dia memastikan pemerintah tidak tinggal diam.
”Pemerintah berjanji untuk segera merehabilitasi semua itu. Tetapi, terlebih dahulu ada tanggap darurat,” ungkap dia ditemui usai rapat bersama dewan pertimbangan MUI di Jakarta, kemarin.
Menurut JK, masa tanggap darurat bisa berlangsung sampai dua atau tiga pecan ke depan. Berdasar informasi yang diterima JK, Kabupaten Lombok Utara menjadi wilayah yang paling parah terdampak gempa bumi, Ahad (5/8) malam. Sebagian besar bangunan di sana hancur.
”Menurut gubernur tadi pagi, di sekitar Lombok Utara itu 70 persen bangunan rusak,” imbuhnya.
Untuk itu, langkah cepat dilakukan pemerintah. Mereka juga turut serta menggandeng berbagai instansi untuk membantu masyarakat. Setelah menunda Sub Regional Meeting on Counter Terrorism, kemarin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memimpin koordinasi penanggulangan bencana di Lombok. Menurut dia, petugas sudah melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat. Mulai evakuasi sampai membawa mereka ke tempat aman dan lokasi pengungsian.
Akibat gempa Ahad (5/8) malam dan gempa akhir bulan lalu (29/7), masyarakat semakin trauma.
”Kami lihat di lapangan, hampir semua lapangan diisi oleh tenda-tenda masyarakat yang mengungsi,” ungkap Wiranto. Saat ini, mereka perlu uluran tangan. Bukan hanya pengungsian yang layak, mereka juga perlu makanan, minuman, dan obat-obatan. Untuk itu, dia memastikan semua instansi bergerak bersama. Bukan hanya BPBD, BNPB, dan Basarnas. Instansi lain seperti TNI, Polri, serta kementerian dan lembaga lain di bawah naungan pemerintah bergerak. Bahkan, institusi swasta pun turut ambil bagian. ”Penanganan cepat sudah dilakukan,” imbuhnya.
Laporan yang diterima Wiranto, TNI maupun Polri sudah mengirim bantuan tambahan dari Jakarta. Mereka bertolak ke Lombok kemarin pagi. Berdasar data Mabes TNI, jumlah prajurit TNI yang dikerahkan ke Lombok sebanyak 387 orang. Mereka terdiri atas 82 personel Yonkes Divisi 2 Kostrad, seratus personel Yonkes Marinir, seratus personel Batalyon Paskhas, seratus personel Yonzipur 10 Kostrad, serta lima orang personel Satkomlek. Selain itu, TNI AL juga mengirimkan KRI dr Soeharso dari Surabaya.
”Akan bergerak ke Lombok Utara sebagai rumah sakit darurat,” ungkap Wiranto.