PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Para atlet catur dari kontingen Kota Pekanbaru, berhasil menjadi juara umum pada Kejuaraan provinsi (Kejurprov) Persatuan catur seluruh Indonesia (Percasi) Riau, Jumat-Senin (3-6/8) di Pekanbaru. Pekanbaru berhasil meraih 7 emas, 5 perak dan 9 perunggu.
Sekretaris umum Percasi Riau Lazuardi Siregar mengatakan, untuk peringkat kedua diraih Bengkalis dengan 4 emas, 3 perak dan 1 perunggu. Sementara di posisi ketiga Kepulauan Meranti 2 emas, 1 perak dan 1 perunggu.
“Pada Kejurprov kali ini diikuti oleh 11 kabupaten/kota di Riau, yang tidak mengikuti hanya kabupaten Kampar. Total atlet dari 11 daerah tersebut mencapai 165 atlet,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, pada Kejurprov tahun ini mempertandingkan 16 nomor yang dikategorikan berdasarkan umur. Diantaranya yakni nomor senior, dan junior yang dikategorikan paling tinggi yakni umur 19 tahun. Atau kerap disebut nomor junior A sampai G ketagori putra dan putri.
“Kejurprov ini kami lakukan, selain juga merupakan iven wajib setiap tahun, juga sebagai ajang untuk menyaring bibit-bibit atlet berbakat. Dimana para atlet yang berpestasi akan diikutsertakan pada kejuaraan yang lebih tinggi lagi yakni Kejuaraan nasional yang akan dilaksanakan di Aceh pada Oktober mendatang,” jelasnya.
Pada kejurnas di Aceh tersebut, pihaknya tidak memasang target tinggi. Pasalnya, dalam beberapa Kejurnas sebelumnya, atlet-atlet dari pulau Jawa selalu mendominasi perolehan peringkat juara. Selain itu, secara kualitas atlet-atlet catur asal Jawa juga di atas atlet Riau.
“Kalau secara kualitas, atlet catur Riau jauh tertinggal dari atlet-atlet asal Jawa. Saat ini, hanya ada satu atlet asal Riau yang diharapkan bisa meraih medali pada kejurnas di Aceh Oktober mendatang yakni pada nomor pertandingan Kelas G atas nama Mizar Malik,” sebutnya.
Untuk terus menggenjot kualitas atlet-atlet catur Riau, Percasi akan terus melakukan pembinaan kepada para atlet. Namun untuk melakukan itu, pihaknya juga meminta bantuan kepada para orangtua atlet untuk bisa juga membantu dalam hal pendanaan.
“Kalau hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah tidak akan cukup. Karena biaya untuk membuat kejuaraan dan mendatang pelatih hanya sedikit, untuk itu perlu bantuan dari orangtua atlet,” harapnya.(eca)
(Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru)