Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira mengatakan, neraca perdagangan bulan ini bisa mengalami defisit apabila nilai impor minyak meningkat. “Bisa juga di awal tahun ini transaksi berjalan mengalami defisit yang cukup lebar,” katanya. Namun risiko defisit itu bisa ditekan, asalkan Indonesia bisa mengurangi impor minyak dengan B20. Atau, Indonesia meningkatkan nilai ekspor sehingga impor dapat ditekan.
Neraca dagang Indonesia pada Februari lalu sebenarnya sudah cukup bagus, dengan mencatat surplus 330 juta dolar AS. Namun mengingat neraca migas sepanjang 2018 mengalami defisit, maka pemerintah perlu memberi perhatian khusus. Tahun lalu, defisit neraca migas mencapai 12,4 miliar dolar AS, naik 44,7 persen jika dibandingkan pada 2017.
Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono menambahkan, pemerintah akan tetap mewaspadai kenaikan harga minyak. Pemerintah akan terus memperbanyak penggunaan B20 agar impor minyak bisa dikurangi.
“B20 saya rasa sudah mulai menunjukkan efeknya sejak mulai diwajibkan tahun lalu. Setelah 4 bulan berturut-turut neraca dagang kita defisit, Februari lalu kita bisa surplus,” ujarnya.(jpg)