PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau kembali berinovasi untuk memudahkan pasien dalam memperoleh pelayanan, khususnya pendaftaran rawat jalan melalui aplikasi Mirai "Mobile Information System of RSUD Arifin Achmad". Aplikasi ini telah diujicobakan beberapa bulan lalu dan secara resmi di-launching oleh Gubernur Riau H Syamsuar saat berkunjung ke RSUD Arifin Achmad pada 24 Oktober 2019 lalu.
"Inovasi pendaftaran rawat jalan berbasis teknologi informasi ini dirancang karena kami ingin mempermudah pasien. Sebelumnya pasien harus berangkat pagi-pagi sekali hanya untuk mendapat nomor antrean. Sekarang hanya dengan mengunduh aplikasi sudah bisa mendaftar secara online," kata Direktur RSUD Arifin Achmad Dr H Nuzelly Husnedi MARS kepada Riau Pos.
Selain itu, aplikasi Mirai ini sudah terintegrasi dengan sistem BPJS Kesehatan. Jadi, saat mendaftar pasien bisa langsung mengetahui status layanan BPJS-nya yang aktif saat ini, baik status keaktifan rujukan atau kontrol BPJS-nya. Dengan aplikasi ini, lanjut dia, pasien sudah dapat memperkirakan waktu kedatangan, bahkan dokter yang diinginkan, sehingga pasien tidak perlu membuang waktu dan tenaga lebih banyak dengan mengantre.
"Dari rumah sudah bisa mendaftar, dapat nomor antrian. Dalam aplikasi itu sudah ada perkiraan waktu kunjungan pasien. Jadi, pasien bisa melakukan kegiatan lain terlebih dulu. Ini yang coba kami sosialisasikan kepada masyarakat Riau sekarang ini," jelasnya.
Menyadari bahwa tidak seluruh masyarakat bisa menggunakan smartphone kata dia, pihaknya tetap melayani pendaftaran secara konvensional. "Tetap dilayani dengan maksimal. Karena kami telah memiliki masterplan IT, kami terus berupaya berinovasi dengan teknologi guna mempercepat pelayanan dan mempermudah pasien ketika berobat," ujarnya.
Senada dengan itu, anggota Tim Konsultan IT RSUD AA Tedi Darmizal mengatakan, masyarakat hanya perlu men-download aplikasi ini melalui playstore. Tanpa login terlebih dulu pun, masyarakat maupun pasien sudah bisa melihat jadwal dokter-dokter yang akan praktik. “Bisa memilih dan melihat mana dokter yang ingin dipilihnya,” ucapnya.
Sistem Mirai ini mudah diakses dan banyak keuntungan yang bisa diperoleh pasien melalui aplikasi tersebut, diantaranya pasien dapat melihat riwayat kunjungan, adanya scan barcode APM (Anjungan Pendaftaran Mandiri) tanpa harus membawa kartu, pendaftaran rujukan maupun kontrol lebih mudah hingga jadwal praktek dokter sendiri.
"Tapi aplikasi Mirai masih diperuntukan untuk pasien lama karena pasien baru masih memerlukan data tambahan agar sesuai dengan format rekam medik. Mengingat sebagian besar pasien RSUD AA merupakan pasien lama (sudah punya data rekam medik, red). Dengan penggunaan Mirai, maka pasien tinggal datang ke RSUD dan konfirmasi ke APM, sudah tidak perlu ke loket-loket pendaftaran untuk mengantri, langsung tunggu di poliklinik," urainya.
Sementara, APM sendiri memiliki beberapa kelebihan yakni, sudah terintegrasi dengan sistem BPJS sehingga pasien JKN/KIS bisa melakukan pendaftaran mandiri tanpa perlu ke loket pendaftaran guna mendapatkan SEP. Bukan hanya itu, proses pendaftaran via APM juga sangat singkat, hanya memerlukan waktu kurang dari satu menit. Padahal dulu dengan loket pendaftaran membutuhkan waktu satu sampai dua jam untuk mengantri mendapatkan SEP.
"Juga dari APM bisa cetak surat kontrol pasien, cetak kartu berobat pasien, bisa cek jadwal dokter dan poliklinik dan handle semua jenis pelayanan untuk pasien rawat jalan ulangan, baik JKN/KIS/BPJS maupun pasien umum," imbuhnya.
Pada hari biasa, khususnya Senin, Tedi mengungkapkan pasien bisa mengantre hingga dua jam lamanya melalui cara konvensional ini. "Kalau pakai aplikasi, tidak perlu lama, bisa dirumah dilakukan juga. Memang permasalahannya masih banyak masyarakat belum menggunakan aplikasi ini. Alasannnya karena banyak yang belum tahu. Itulah kenapa sosialisasi ini perlu agar mereka tahu dan mau mencobanya, kalau belum paham bisa belajar langsung dengan petugas yang kita persiapkan di loket pendaftaran," tambahnya.
Selain pasien, kata dia, dokter juga dapat menggunakan aplikasi ini. Salah satunya untuk transparansi. “Dokter bisa melihat kinerja profesional yang dilaksanakannya. Dalam satu bulan sudah berapa banyak tindakan yang dilakukan terhadap pasien. Selama ini mereka terima bersih dengan catatan manual, kalau sekarang jadi lebih transparan bisa dilihat data pada sistem,” tuturnya.
Sebagai informasi, inovasi pelayanan berbasis IT ini dihasilkan melalui kerjasama antara RSUD arifin ahmad dan Informatika UIN Suska Riau dibawah pengarahan Dr. Alwis Nazir.(*1/ifr)
Laporan: MUSLIM NURDIN