Wapres Minta Penyuluh Agama Edukasi Percepatan Penurunan Stunting

Nasional | Kamis, 06 Oktober 2022 - 10:59 WIB

Wapres Minta Penyuluh Agama Edukasi Percepatan Penurunan Stunting
Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin meminta penyuluh agama, dai dan daiyah di seluruh Indonesia berpartisipasi aktif melakukan edukasi dalam percepatan penurunan stunting. Hal tersebut disampaikan Wapres saat membuka Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Dai dan Daiyah untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (6/10).

 


Selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S), Wapres menyampaikan bahwa peran para tokoh agama, pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam, penyuluh agama, dai dan daiyah, sebagai penyampai nilai-nilai dan pesan keagamaan di masyarakat sekaligus menjadi sumber ilmu (manbaul ‘ulum), pendidik (murabbi), penggerak (muharrik), dan teladan (uswatun hasanah) bagi umat, menjadi sangat strategis.

“Peran dai, daiyah, dan penyuluh agama saya kira sangat vital, sebab mereka hadir langsung di tengah komunitas. Khotbah, ceramah, dan tausiah dapat menjadi media pendidikan yang efektif untuk meneruskan pesan-pesan kebaikan kepada umat, termasuk edukasi bahaya stunting dan cara mencegahnya,” ujar Maruf, Kamis (6/10).

Wapres mengungkapkan keterlibatan penyuluh agama, dai dan daiyah sangat diperlukan melalui kutbah, ceramah, dan taushiyah untuk mengajak masyarakat dalam mempercepat upaya penurunan stunting karena memiliki kekuatan besar dan masif dalam memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengubah perilaku masyarakat.

“Melalui peran dan kontribusinya sebagai sumber ilmu (manbaul ‘ulum), pendidik (murabbi), penggerak (muharrik) dan tauladan (uswatun hasanah) bagi masyarakat dan jamaahnya,” ujar Maruf.

Wapres menyampaikan sejumlah pesan dakwah seputar pencegahan stunting yang dapat disampaikan oleh para pendakwah diantaranya, pertama, ajakan hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, termasuk di dalamnya tidak membuang air sembarangan. “Kebersihan itu bagian dari iman. Ini harus dibudayakan,” ucap Wapres.

Kedua, adalah ajakan mengonsumsi makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi berusia 2 tahun dan ini telah diajarkan dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 168. “Asupan gizi yang baik menjadi kunci pertumbuhan dan perkembangan agar anak terhindar dari stunting,” ujar Wapres.

Ketiga, mengajak para orang tua untuk memberikan pengasuhan yang baik kepada anak-anaknya. “Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas manusia Indonesia ke depan,” ujar Wapres.

Keempat, menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, serta konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil.

Kelima, perkawinan harus dilakukan oleh pasangan berusia matang, baik fisik, psikologis, spiritual, maupun ekonomi, yaitu setidaknya pada usia 19 tahun menurut ketentuan Undang-Undang (UU).

Pertimbangan mengenai ketentuan tersebut, kata Wapres, bukan terletak pada masalah boleh atau tidak boleh, melainkan mempertimbangkan kemaslahatan.

“Jadi, pertimbangan yang digunakan untuk menunda sampai kepada situasi itu adalah mengambil yang paling maslahat. Walaupun boleh, tapi kalau itu tidak maslahat, harus kita hindarkan,” ujar Wapres.

Wapres meminta para penyuluh agama, dai dan daiyah agar mengajak masyarakat dengan cara-cara yang bijaksana, bermuatan edukatif (al-mau’idhatul hasanah), ucapan-ucapan yang santun (qaulan layyina), dan keteladanan yang baik (al-uswatul hasanah) dalam upaya mencegah stunting demi menyiapkan manusia Indonesia berkualitas.

“Semoga melalui dakwah yang sejuk dari para dai, daiyah dan para penyuluh agama, kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap stunting kian meningkat, demi terwujudnya cita-cita mencetak generasi muda bangsa yang sehat, cerdas, unggul, dan berdaya saing,” ujar Maruf.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik penyelenggaraan Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Dai, dan Daiyah sebagian menunaikan perintah agama untuk mempersiapkan generasi emas bangsa Indonesia.

“Agama memerintahkan kita agar tidak mewariskan generasi yang lemah dan sebaliknya kita harus menyiapkan generasi yang terbaik. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan variabel yang tidak bisa dipisahkan dari persiapan masa depan calon pemimpin negeri,” ujar Yaqut.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo menyampaikan terima kasih atas dukungan strategis pelibatan para penyuluh agama, dai, dan daiyah dalam mengedukasi masyarakat mengenai stunting.

“Kami percaya, melalui halaqoh nasional bersama para ulama, dai, daiyah dan seluruh jajaran penyuluh agama di seluruh Indonesia, insyaallah percepatan penurunan stunting dengan meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat akan lebih cepat tercapai,” ujar Hasto.(eca)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook