Bamsoet Jadi Ketua MPR Secara Aklamasi, Ini Peran Mega-Prabowo

Nasional | Jumat, 04 Oktober 2019 - 10:42 WIB

Bamsoet Jadi Ketua MPR Secara Aklamasi, Ini Peran Mega-Prabowo
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Dery Ridwansah/JawaPos.com )

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Bambang Soesatyo akhirnya terpilih sebagai ketua MPR periode 2019–2024. Dia terpilih melalui musyawarah mufakat dalam rapat paripurna MPR yang berlangsung sampai pukul 22.30 tadi malam (3/10). Politikus Partai Golkar itu melenggang mulus setelah pesaing terdekatnya, Ahmad Muzani dari Fraksi Gerindra, ”menyerah” dan berbalik memberikan dukungan.

Dalam pidatonya, Bamsoet –sapaan karib Bambang Soesatyo– berkomitmen menjadikan lembaga tinggi negara itu sebagai pemersatu bangsa. Sebagai rumah kebangsaan, mengamankan ideologi Pancasila demi keutuhan NKRI, dan mengawal tegaknya Bhinneka Tunggal Ika. ”Tekad untuk menjalankan ideologi Pancasila harus terus kita gelorakan,” papar Bamsoet.

Baca Juga :Media Massa Memiliki Peran dalam Menyejukkan Iklim Politik Nasional

Untuk mewujudkan visi tersebut, Bamsoet langsung menetapkan empat bidang di MPR. Yaitu, badan sosialisasi, badan pengkajian, badan penganggaran, dan komisi kajian ketatanegaraan. ”Ini kita dirancang untuk memperkuat fungsi kelembagaan MPR ke depan,” paparnya

Bamsoet juga menyampaikan bahwa MPR periode 2019–2024 akan bekerja menuntaskan rekomendasi MPR periode 2014–2019. Di antaranya, melanjutkan pembahasan pokok-pokok haluan negara. Garis-garis besar haluan negara (GBHN) tersebut akan dirumuskan dalam bentuk ketetapan (TAP) MPR.

Ketua MPR periode 2019-2024 Bambang Soesatyo dan sembilan pimpinan MPR lainnya foto bersama usai pelantikan di ruang sidang Paripurna MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/10/2019).(Dery Ridwansah/JawaPos.com)

Rekomendasi lain berupa penataan sistem ketatanegaraan. Meliputi kewenangan MPR, penataan kewenangan DPD, penataan sistem presidensial, kekuasaan kehakiman, serta penataan sistem hukum. ”MPR periode ke depan harus melakukan kajian lebih mendalam,” imbuh mantan ketua DPR itu.

Lobi-Lobi Berjalan Alot

Sebelum rapat paripurna pemilihan ketua MPR dimulai, perwakilan fraksi-fraksi dan DPD mengadakan rapat konsultasi. Dalam rapat tertutup yang diadakan di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara DPR, mereka melakukan lobi-lobi politik.

Hasilnya, delapan fraksi di MPR sepakat memberikan dukungan kepada Bamsoet. Mereka adalah Fraksi Partai Golkar, PKB, PPP, Partai Nasdem, PDIP, PKS, PAN, dan Partai Demokrat. Bahkan, DPD juga memberikan dukungannya kepada Bamsoet. Hanya Partai Gerindra yang tetap ngotot mengusung Ahmad Muzani sebagai ketua MPR. Rapat yang dimulai sekitar pukul 14.00 hingga pukul 17.00 itu pun belum bisa menghasilkan kesepakatan.

Mereka akhirnya membawa pembahasan itu ke rapat paripurna. Sekitar pukul 19.00, rapat paripurna yang dipimpin Abdul Wahab Dalimunthe dan Hillary Brigitta Lasut pun dimulai. Abdul Wahab memulai rapat dengan menyebutkan nama-nama pimpinan MPR yang baru. Nama-nama itu mewakili sepuluh fraksi yang ada di MPR, termasuk DPD.

Setelah membacakan nama-nama pimpinan, para anggota langsung berlomba melakukan interupsi. Sekretaris Fraksi Golkar MPR M. Idris Lena mengatakan, sudah ada delapan fraksi dari parpol yang mendukung Bamsoet. Bahkan, DPD sudah memberikan dukungan. ”Ini harus diketahui. Jadi, tinggal satu partai yang belum setuju,” terangnya. Dia tidak keberatan jika rapat diskors dulu untuk mencari kesepakatan.

Ahmad Basarah dari Fraksi PDIP MPR mengatakan, rapat pemilihan ketua harus melalui musyawarah mufakat. Menurut dia, hanya Partai Gerindra yang belum setuju mendukung Bamsoet. Namun, dia mendengar bahwa Gerindra ingin menyelesaikan pemilihan secara aklamasi atau musyawarah mufakat. Jadi, kata dia, sangat tepat dilakukan skors sampai pukul 21.00. ”Kami setuju diskors dulu,” terang ketua DPP PDIP itu.

Ketua Fraksi Partai Nasdem MPR Johnny G. Plate mengatakan, pemilihan ketua MPR sudah melalui proses yang panjang dan melelahkan. Dia lantas meminta langsung diambil keputusan saat itu juga. Sebab, komposisi dukungan sudah sangat jelas. Meski demikian, Johnny tidak keberatan jika dilakukan skors, asalkan kesempatan itu digunakan untuk melakukan musyawarah mufakat.

Tifatul Sembiring juga sepakat rapat diskors agar pemilihan bisa dilakukan secara aklamasi. Jangan sampai ada perbedaan tajam dalam rapat tersebut. ”Karena yang kita bahas adalah konstitusi dan Pancasila,” terang dia.

Abdul Wahab pun mengetukkan palu sebagai tanda rapat diskors. Sekitar pukul 21.00 rapat dimulai kembali. Partai Gerindra pun diminta menyampaikan keputusan terakhir.

Ahmad Riza Patria, ketua Fraksi Partai Gerindra MPR, mengatakan bahwa pihaknya mengusulkan Ahmad Muzani sebagai ketua agar tugas dan fungsi MPR berjalan dengan baik. Juga, memastikan amandemen terbatas berjalan serta memastikan empat pilar berjalan dengan baik.

Menurut dia, hasil konsultasi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyepakati untuk terus menjaga MPR dalam forum musyawarah mufakat. ”Juga dalam memutuskan kebijakan penting,” ucapnya.

Karena jawaban Gerindra belum jelas, Abdul Wahab sebagai pimpinan rapat pun bertanya lagi kepada partai tersebut. ”Semua fraksi sudah mendukung Bamsoet. Apakah Gerindra setuju dengan Bamsoet?” tanyanya.

Dengan tegas Riza menyatakan bahwa partainya sepakat dan setuju mendukung Bamsoet sebagai ketua MPR 2019–2024. Tepuk tangan pun langsung bergemuruh. Beberapa politikus langsung menyalami Fraksi Partai Gerindra. Bamsoet pun menghampiri dan menyalami Riza dan anggota Fraksi Gerindra lainnya. Selanjutnya, Bamsoet bersama sembilan pimpinan MPR dilantik dan diambil sumpah oleh Ketua MA Hatta Ali.

Sumber: jawapos.com

Editor: Deslina









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook