Menkeu Sri Mulyani Akui Subsidi Masih Tetap Dinikmati Pemilik Mobil

Nasional | Sabtu, 03 September 2022 - 19:37 WIB

Menkeu Sri Mulyani Akui Subsidi Masih Tetap Dinikmati Pemilik Mobil
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pernyataan bersama Presiden Jokowi dan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (3/9/2022). (JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui meski pemerintah telah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), subsidi tetap dinikmati mereka yang memiliki mobil.

”Dana subsidi ini memang masih akan dinikmati oleh mereka yang punya mobil. Jadi memang subsidi yang melalui komoditas seperti BBM, tidak bisa dihindarkan pasti dinikmati kelompok yang memiliki kendaraan yang mengonsumsi subsidi tersebut,” kata Menkeu Sri Mulyani seperti di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu (3/9/2022).


Pada hari ini, dalam konferensi pers bersama Presiden Joko Widodo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Solar bersubsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter yang berlaku sejak Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

”Jadi subsidi kalau melalui komoditas yang tadi saya sampaikan bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM sekitar 100 dolar AS atau bahkan kalau pun turun ke 95 dolar AS, jumlah subsidi BBM dan listrik masih akan sebesar Rp647 triliun atau Rp653 triliun, kalau harganya agak menurun sedikit seperti sekarang sampai Desember,” ungkap Sri Mulyani.

Pemerintah, sebut Sri Mulyani, untuk menciptakan keadilan yang lebih baik kepada kelompok 40 persen ekonomi terbawah di Indonesia, memberikan bantuan sosial (bansos).

”Tadi yang oleh Bu Risma 20,67 juta itu adalah 30 persen masyarakat termiskin kemudian yang dari Ibu Menaker untuk 16 juta itu kira-kira bisa meng-cover hampir mendekati 50 persen masyarakat yang dalam posisi ekonomi terbawah,” ungkap Sri Mulyani.

Pemerintah telah mengalokasikan bantuan sosial Rp 24,17 triliun dari pengalihan subsidi BBM untuk bantuan sosial dalam tiga jenis bantuan. Pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 20,65 juta kelompok masyarakat sebesar Rp 150 ribu sebanyak empat kali, dengan total anggaran Rp 12,4 triliun.

Kedua, lanjut Sri, bantuan subisidi upah Rp600 ribu kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan yang dibayarkan satu kali dengan anggaran Rp9,6 triliun. Selain itu, bantuan dari pemerintah daerah dengan menggunakan dua persen dari dana transfer umum yaitu Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil sebanyak Rp2,17 triliun dalam rangka membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek, nelayan, dan bantuan tambahan perlindungan sosial.

Namun Sri Mulyani belum menyampaikan apakah bansos tersebut akan diteruskan hingga 2023 atau tidak.

”UU APBN masih dibahas dengan DPR. Kita mengajukan subsidi BBM Rp336 triliun dan dengan tadi kenaikan yang diumumkan, kemungkinan masih akan ada tambahan Rp100 triliun lagi karena adanya kurang bayar yang masuk ke 2023. Jadi ini nanti yang akan dibahas kami dengan DPR untuk UU APBN 2020 yang akan selesai akhir September pembahasannya,” ungkap Sri Mulyani.

Namun Sri Mulyani menegaskan, Presiden Jokowi telah menyampaikan di dalam nota keuangan RUU APBN 2023 itu sudah dicadangkan Rp 336 triliun untuk subsidi BBM.(ant)

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook