Daerah Metropolitan Naik Serentak ke Level 3

Nasional | Selasa, 08 Februari 2022 - 09:49 WIB

Daerah Metropolitan Naik Serentak ke Level 3
Luhut Binsar Pandjaitan(Menko Maritim dan Ivestasi) (INTERNET)

Pemerintah juga mendorong penyediaan fasilitas penginapan khusus untuk para nakes, sehingga mereka tidak tertular omicron ketika mereka berada di rumah. "Karena jika para nakes ini terkena omicron, dapat menurunkan pelayanan fasilitas rumah sakit," kata Luhut.  

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan ada tiga provinsi yang jumlah kasus hariannya melebihi gelombang delta. Budi membeberkan tiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Banten, dan Bali.


Untuk DKI Jakarta, jumlah kasusnya sudah mencapai 15.800. Padahal puncak tertinggi DKI Jakarta sebelumnya adalah 14.600. Kemudian Banten jumlah kasus nya 4.800 yang pada saat gelombang sebelumnya tertinggi 3.900 kasus. Lalu Bali jumlah kasusnya mencapai 2.000 kasus terkonfirmasi, sedangkan tertinggi pada saat delta hanya 1.900 kasus per hari. "Namun angka dirawat di rumah sakit hanya 30 persen," ucapnya.

Untuk itu Budi meminta agar masyarakat tidak panik. Yang dilihat adalah angka perawatan di rumah sakit. Sampai sekarang, angka terisian rumah sakit secara nasional mencapai 18.964. Dari jumlah ini, sekitar 15 ribu yang sudah terkonfirmasi Covid-19. Kapasitas totalnya 120 ribu tempat tidur untuk Covid-19. "Yang dirawat di rumah sakit banyak yang OTG," ungkapnya.

Lalu jumlah pasien yang meninggal karena Covid-19 mencapai 356 orang sejak 21 Januari 2022. Mereka lebih banyak belum divaksin. Lalu yang mendapatkan perawatan ventilator juga 60 persen belum divaksin lengkap.

Layanan telemedicine menjadi andalan untuk perawatan pasien isolasi mandiri di rumah. Sejauh ini layanan ini memang baru berada di Jakarta dan sekitarnya. Untuk itu pemerintah berupaya memperluas layanan. "Kami akan perluas ke Bandung raya, Solo raya, Semarang raya, Yogyakarta, Denpasar," ucapnya. Dia optimis akhir Februari Covid-19 akan terkendali.

Di kesempatan lain, Budi menegaskan ketidakpastian karakter varian omicron ketika menginfeksi. Ini diakuinya menjadikan kasus Covid-19 kembali melambung. "Yang pasti, omicron ini lebih tinggi dan lebih cepat menular dibandingkan varian lain," katanya pada diskusi Forum Pemred.

Selain itu, sudah ada bukti vaksinasi mengurangi risiko fatal pasca terinfeksi. Untuk itu, Budi menyatakan pemerintah akan konsentrasi terhadap vaksinasi. Memang yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah vaksinasi lansia yang sampai masih menyisakan 5 juta lansia belum divaksin lengkap.

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Windhu Purnomo juga mengamini kesulitan memprediksi varian omicron. Untuk masa puncak saja, masih belum banyak yang secara tepat memprediksi waktunya. Namun jika berkaca pada beberapa negara, secara kumulatif gelombang omicron ini terjadi sekitar 45 hari. "Untuk mencapai puncak tidak lebih dari 65 hari," katanya.

Lalu apakah setelah ini akan ada varian baru? Windhu menjelaskan bahwa SARS CoV-2 merupakan virus yang mudah mutasi. Sehingga tidak bisa diprediksi apakah akan terjadi varian baru atau tidak. Namun ada risiko untuk muncul varian anyar ini.

Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintah juga menaikkan level PPKM di luar Jawa-Bali. Dia menyebut, ada 37 kab/kota di luar Jawa-Bali yang bertambah levelnya.  "Dari segi level PPKM kita melihat beberapa daerah ada penambahan, di level 4 masih kosong, di level 3 kita lihat ada 37 kab/kota," ujarnya, kemarin.

Sementara untuk daerah PPKM level 2 ada 259 daerah atau meningkat dari 219 kab/kota pada sebelumnya. Kemudian diikuti dengan penurunan jumlah daerah PPKM Level 1 dari 164 sebelumnya kini menjadi 90 kab/kota.

Airlangga mengatakan, kasus Covid-19 di luar Jawa mengalami peningkatan beberapa waktu terakhir. Meski, angka kenaikan itu masih jauh jika dibandingkan peningkatan kasus di Jawa Bali.

"Kalau kita lihat kasus di luar Jawa-Bali memang masih lagging, lagging antara Jawa dan luar Jawa, berdasarkan Delta itu sekitar 3 sampai 4 minggu sehingga kasus konfirmasi harian kita masih di luar Jawa masih 6,7 persen atau totalnya 2.405 dan kasus kematian juga masih tiga dan secara keseluruhan kasus aktif 13.424 atau 7 persen," urai dia.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook