“Kalau sopir bisa bersabar, kemacetan parah bisa dihindari. Sistem buka-tutup yang kami atur di sini bertujuan untuk membantu mengatur arus lalu lintas agar tidak terperangkap macet. Sepanjang sopir bisa antre dengan tertib, tidak akan macet parah,” kata Dodung, anggota Ikatan Pemuda Pemudi Muara Basung (IPPM) yang ikut mengatur sistem buka-tutup di sana.
Kaur Bin Ops Lantas Polres Bengkalis Iptu Handono S yang dihubungi terpisah hari itu mengaku, hingga akhir pekan lepas, wilayah Pinggir masih aman dari kemacetan parah.
“Justru titik kemacetan kini beralih ke wilayah Kandis, Siak. Mudah-mudahan tak menular ke wilayah Bengkalis,” kata Handono.
Kino, kepala pekerja proyek rigid beton yang dikerjakan rekanan PT MAM di Muara Basung mengaku, dalam waktu dekat proyek utama pengerjaan rigid beton di Km 110 Muara Basung diharapkan tuntas. “Coran separoh jalan di depan pos polisi Muara Basung baru bisa dilewati tanggal 18 nanti. Setelah itu, baru bisa dikerjakan yang separoh lagi,” katanya.
Lain halnya dengan kondisi jalan nasional di Kabupaten Siak sudah mengalami perbaikan. Kondisinya juga telah membaik, beda dengan dua tahun sebelumnya. Kondisi jalan nasonal sepanjang 198 Km ini cukup parah, berlubang, dan kerap kali terjadi kecelakaan lalu lintas.
“Kini jalannya sudah di beton, dan nyaman dilalui bagi pegendara dan juga kendaraan tonase berat,” ujar Kadis Bina Marga dan Pengairan (BMP) Ir Irving Kahar MEng, menjelaskan kondisi jalan nasional di Siak.
Jalan nasional di ini berada di jalur lintas Minas dan Kandis. Pasca-perbaikan ini, pemerintah telah menyiapkan pembangunan jalan tol Dumai-Pekanbaru. Ada satu lagi ruas jalan yang disiapkan. Sehingga volume kendaraan yang melintasi jalan sekarang ini bisa berkurang, dan usia jalan dapat tahan. Dari ruas jalan nasional yang telah diperbaiki ini, Pemkab Siak mengajukan tujuh ruas jalan strategis nasional yang berada di Siak. Pemkab perjuangkan pada pusat untuk dijadikan jalan nasional, dengan total panjang 127 km.